Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penyakit batu ginjal memiliki jenis lain yang disebut dengan batu tanduk rusa ginjal atau staghorn stoner.
Disebut tanduk rusa karena batu ginjal jenis ini memiliki cabang yang mengenai dua cabang atau lebih pada saluran ginjal, sehingga membentuk gambaran seperti tanduk rusa.
Dokter spesialis urologi, dr. Ponco Wibowo, Sp(U)k, Ph.d menjelaskan masalah batu tanduk rusa ini biasa terjadi pada usia 55 hingga 64 tahun.
"Berdasarkan Riskesdas 2013, sering terjadi pada usia 55 hingga 64 tahun, atau 1,3 persen dsri populasi. 0,8 persen laki-laki, 0,4 persen perempuan," ucap dr. Ponco saat webinar, Rabu (29/7/2020).
Batu tanduk rusa ginjal berisiko terjadi bagi yang memiliki riwayat asam urat, riwayat keturunan, riwayat infeksi saluran kemih, riwayat ginjal tunggal, obesitas dan sindrom metabolik.
Mengenai gejala, seseorang yang mengalami batu ginjal tanduk rusa biasanya akan mengalami nyeri punggung kencingnya akan berdarah, berpasir, serta nyeri dan karena ini termasuk infeksi maka akan menimbulkan demam.
"Kalau kencing sudah berdarah sebaiknya periksakan ke dokter untuk dicari tahu penyebabnya, batu tanduk rusa ginjal atau penyakit lainnya," ungkap dr. Ponco.
Cara penangannannya adalah dengan teknik pembedahan untuk membersihkan batu ginjal seperti tenik PCNL yakni menggunakan jarum dan guidewire yang ditusukkan ke punggung pasien.
Kemudian gaya hidup sehat juga bisa menghindari penyakit ini yakni minum cukup, tidak berlebihan mengonsumsi garam dan banyak makanan mengandung serat.
"Menjaga kebersihan, aktivitas fisik, dan menghindari obesitas juga bisa menghindari masalah batu ginjal," pungkas dr. Ponco.