Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan warna tinja pada bayi merupakan hal lumrah sebagai penyesuaian organ tubuh.
Tapi, perubahan warna tinja bisa jadi penanda bahwa mereka butuh bantuan medik.
Pertanyaannya, apa yang perlu diketahhui dan diwaspadai oleh orangtua soal itu?
Dr. Ade Djanwardi Pasaribu Sp.A menjelaskan saat masih bayi warna tinja pada bayi memang akan berubah karena organ dalam tubuh masih menyesuaikan.
Awalnya warna tinja hijau tua cenderung hitam, lalu berubah jadi kuning, hijau, coklat, dan setelah enam bulan warna tinja mulai normal yaitu warna kekuningan.
Baca: Agar Bayi Aman Dapatkan ASI Saat Pandemi, Ini Panduan UNICEF untuk Ibu Menyusui
Yang harus diwaspadi ketika warnanya mulai pucat, coklat dengan tektur encer, kemerahan dan putih itu harus segera diperiksakan ke dokter.
"Pada bayi lahir satu minggu dua minggu warna feses pucat itu tanda bahaya harus cepat-cepat periksa apalagi yang tidak berwarna itu tanda bahaya," ucap dr. Ade saat live instagram bersama IDAI.
Kemudian kalau pada feses terdapat darah dan saat ngeden terlihat bayi sangat kesakitan maka itu jadi penanda ada masalah di saluran cerna bayi.
"Kalau ada darah yang betul-betul darah, bayinya kesakitan itu perlu wasapda apakah ada masalah di dalam saluran cerna dan tinjanya berlendir bercampur darah itu diwaspadai," ungkap dr. Ade.
Bau kotoran yang amis akibat laktosa yang tidak bisa dicerna demgan baik pun bisa jadi penanda bayi butuh penangan medik.
"Baunya pun berpengaruh biasnaya amis karena laktosa yang tidak tercerna dengan baik jadi warnanya dan berlendir, apalagi ada darah perlu diperiksa," pungkas dr. Ade.