Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Â Gangguan pendengaran pada anak bisa diatasi dengan metode implan koklea.
Implan koklea, yakni alat bantu dengar yang dipasang di rumah siput atau organ reseptor pendengaran.
Dokter Spesialis THT RSUI, dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT-KL menjelaksan pemasangan implan koklea ini dilakukan kepada anak-anak yang memiliki ambang dengar diatas 100 dB atau yang masuk kriteria berat.
"Pada orang yang ambang dengarnya di atas 100 dB yang paling tepat adalah implan koklea karena kalau hitung secara matematik kedokteran kemampuan mendengarnya naik sampai 70 dB," ucap dr. Fikri saar webinar bersama RSUI, Rabu (19/8/2020).
Baca: Chelsea Harus Perhatikan Masalah Pendengaran yang Dialami Timo Werner
Dr. Fikri menjelaskan proses pemasangan implan koklea tidak membutuhkan waktu lama hanya sekitar 50 menit hingga dua jam dengan memasukan alat khsusus ke dalam rumah siput.
"Jadi alatnya untuk menggantikan ujung saraf di rumah siput supaya merangsang saraf yang akan membawa informasi suara menjadi informasi jadinya yang mendengar jadi bisa mendengar," ungkap dr. Fikri.
Baca: Anak Telat Bicara, Orangtua Bisa Lakukan Terapi Mandiri di Rumah, Ini Caranya
Sayangnya implan koklea ini tidak bisa dilakukan pada anak yang tidak memiliki koklea karena infeksi misalnya pada kasus anak yang saat lahir terjadi proses miningitis ini menyebabkan penulangan di rumah siput atau karena sejak lahir tidak memiliki koklea.
Kemudian dr. Fikri menjelaskan implan koklea ini bukan sulap sehingga setelah implan koklea anak-anak bisa langsung karena banyak variasi di dalam kuping yang mempengaruhi proses pendengaran.
Setelah itu ada proses terapis lagi supaya anak mulai mengerti apa yang didengar apa yang dibicarkaan orang-orang sehingga anak selain mendengar dengan baik bisa berbicara dengan baik juga.
"Implantasi koklea ini proses upaya dari orang tua untuk memperbaiki fungsi pendengaran anak sehingga anak bisa mendengar mendekati normal bahkan normal sehingga teman-teman terapi bisa mengajarkan untuk anak bahasa normal," pungkas dr. Fikri.