TRIBUNNEWS.COM - Ketahui gejala dan cara penularan norovirus, virus yang baru-baru ini menyerang China.
Awal bulan ini, 28 mahasiswa di China dinyatakan terinfeksi norovirus.
Dikutip dari Kompas.com, 28 mahasiswa itu kuliah di sebuah universitas di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China utara.
Awalnya, sebanyak 70 mahasiswa mengalami diare dan muntah-muntah.
Baca juga: 5 Hal yang Harus Diketahui tentang Norovirus: Gejala, Ketersediaan Vaksin hingga Cara Mencegahnya
Peristiwa itu dilaporkan pada Rabu, (7/10/2020) lalu.
Setelah dilakukan tes terhadap 28 mahasiswa, 11 orang di antaranya dinyatakan positif terinfeksi norovirus.
Mengenal Norovirus
Lantas, apa itu norovirus?
Dikutip dari Kompas.com yang melansir WebMD, norovirus memiliki nama lain yaitu virus Norwalk.
Virus ini ditemukan pertama kali pada tahun 1972.
Norovirus menyebab penderita mengalami gastroenteritis akut (penyakit diare dan muntah).
Cara Penularan
Adapun penyebaran virus ini terjadi melalui makanan dan minuman.
Menurut Pusat Pengendalidan dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS, rata-rata norovirus menyebabkan 19 juta sampai 21 juta kasus di AS per tahun.
Meski begitu, kasus infeksi norovirus umumnya terjadi pada musim dingin.
Karena itu, orang-orang juga menyebutnya "infeksi muntah musim dingin".
Diketahui, virus ini dapat ditularkan hingga 8 minggu.
Artinya, ada kemungkinan seseorang dapat menularkannya kepada orang lain.
Baca juga: Kenali Risiko Kesehatan Norovirus, Penyebab Keracunan Makanan yang Mewabah di China
Namun, biasanya infeksi ini semakin berkurang seiring waktu.
Dalam kebanyakan kasus, seseorang dapat kembali bekerja atau melakukan aktivitas setelah bebas dari gejala selama 48 jam.
Bagi mereka yang bekerja sebagai pelayan makanan umumnya didorong untuk karantina selama 72 jam sebelum melayani pelanggan kembali.
Gejala Norovirus
Dikutip dari Kompas.com, dilansir dari MayoClinic, orang yang terserang norovirus akan menunjukan gejala sebagai berikut:
- mual
- muntah
- sakit perut atau kram
- diare encer
- merasa tidak enak badan
- demam ringan
- nyeri otot
Adapun seorang penderitanya dapat terus buang air besar (BAB) yang berlangsung hingga dua minggu setelah pemulihan.
Diketahui, beberapa penderita infeksi norovirus tidak menunjukkan gejala.
Namun, mereka tetap menularkan dan menyebarkan virus kepada orang lain.
Sudah Muncul di Indonesia
Norovirus sudah pernah muncul di Indonesia.
Diberitakan Tribunnews.com, Spesialis penyakit dalam konsultan Gastroenterologi Hepatologi serta Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP mengatakan norovirus juga ada di Indonesia.
Hal itu berdasarkan laporan peneliti Indonesia di jurnal internasional, salah satunya yang baru saja di publikasi di Jurnal of Medical Virology bulan Mei 2020 yang dilaporkan oleh Dr.Juniastuti, dkk dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga.
Dalam jurnal tersebut dilaporkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa ternyata 14 sampel atau 15,4 persen mengandung Norovirus.
Sampel penelitian yang dilakukan di awal tahun 2019 ini diambil dari beberapa RS di kota Jambi.
Baca juga: Belum Usai Pandemi Covid-19, Kini China Dihadapkan dengan Norovirus Ditandai dengan Diare dan Muntah
Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia.
"Berbeda dengan virus SARS-Cov-2, Norovirus ini ditularkan melalui makanan atau istilah yang digunakan food borne," ungkap dr Ari.
Norovirus bukan virus baru dan bisa ditemukan di banyak negara.
Penyakit ini biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus ini dan akhirnya terjadi KLB akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi.
Tetap saja, keberadaan keracunan makanan karena norovirus ini harus diwaspadai.
Jika terjadi KLB, sisa makanan yang dicurigai, atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah Norovirus sebagai penyebabnya.
(Tribunnews.com/Daryono) (Tribunnews.com/Rina Ayu, Kompas.com/Retia Kartika Dewi)