TRIBUNNEWS.COM – Kehadiran buah hati menjadi kebahagiaan yang luar biasa bagi setiap pasangan dan keluarga. Meski demikian, usai menjalani persalinan biasanya ada perubahan yang terjadi pada setiap pasangan.
Perubahan ini diakibatkan oleh timbulnya peran orangtua yang semakin kompleks, kesiapan fisik, dan kelelahan saat memasuki tahapan baru kehidupan.
Secara khusus pada perempuan, pascamelahirkan seringkali membuat perempuan lebih fokus memperhatikan kondisi dan perkembangan anaknya.
Adanya beban dan rasa tanggung jawab sebagai seorang Ibu, seringkali membuat perempuan merasa stres atau tertekan. Kondisi fisik yang lelah setelah melahirkan, juga berpotensi menambah tingkat stres tersebut. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka perempuan rentan mengalami depresi postpartum.
Depresi postpartum adalah jenis depresi yang terjadi setelah melahirkan. Kondisi ini seringkali disamakan dengan baby blues, karena gejalanya mirip.
Padahal, keduanya merupakan hal yang berbeda. Baby blues biasanya terjadi selama 2 minggu hingga akhirnya mereda dengan sendirinya. Sedangkan depresi postpartum dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, dan gejalanya tidak akan mereda sendiri tanpa pengobatan.
Dikutip dari laman WHO, disebutkan bahwa sekitar 10 persen perempuan hamil dan 13 persen perempuan yang baru saja melahirkan di seluruh dunia, mengalami gangguan kesehatan mental terutama depresi. Angka yang lebih tinggi berasal dari negara-negara berkembang, yaitu 15,6 persen pada perempuan hamil dan 19,8 persen pada perempuan yang baru saja melahirkan.
Dengan harapan ingin memastikan para perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan dan maksimal pasca melahirkan, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, MM, MARS. bersama kelima koleganya, mendirikan Klinik Utama Health 360 Indonesia.
“Perempuan membutuhkan dukungan penuh dari orang di sekitarnya, tidak hanya dukungan pemeriksaan fisik yang memadai, seperti memastikan tak adanya infeksi atau masalah pada vagina atau pada jahitan di perut, tapi juga memerhatikan kondisi psikis pasca melahirkan, “ tutur dr. Yeni.
Sebenarnya masalah yang terjadi saat pasca melahirkan cukup banyak, selain depresi postpartum, terdapat juga masalah–masalah berikut yang juga tidak bisa disepelekan: Infeksi postpartum, paling sering terjadi di saluran kemih dan rahim; pendarahan yang berlebih setelah melahirkan; kekurangan waktu tidur; baby blues; masalah payudara dan menyusui seperti nyeri payudara, payudara bengkak dan mastitis; masalah pencernaan dan kolorektal seperti inkontinensia (baik urin maupun feses), sembelit dan wasir; rambut rontok; nyeri perineum dan vagina; nyeri di bekas luka operasi (bila caesar); rasa tidak nyaman saat berhubungan seks; dan juga masalah stretch mark.
Dibukanya klinik ini menjadi jawaban bagi para Ibu, mengingat fasilitas yang memadai, nyaman dan bersahabat untuk para Ibu dalam mendapatkan pelayanan pasca melahirkan masih sangat kurang. Yang biasanya terjadi adalah pengobatan yang dilakukan sendiri–sendiri, pasien akan berkonsultasi ke masing–masing dokter, sehingga masalahnya kurang dapat diselesaikan secara tuntas dan menyeluruh.
Di Klinik Utama Health 360 Indonesia, karena penanganan kasusnya dilakukan bersama oleh Tim, maka pelayanan menyeluruh dapat diperoleh dari satu tempat, sehingga pelayanan satu dan lainnya terintegrasi dan masalah yang terjadipun akhirnya tidak berkepanjangan.
Dengan mengusung tiga pilar utama pelayanan yaitu Medical Treatment, Beauty & Wellness, Klinik Utama Health 360 Indonesia dapat dikategorikan sebagai The First Integrated Postnatal Center, dengan pelayanan dari dokter-dokter yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya masing–masing mulai dari dokter spesialis kesehatan Jiwa, dokter spesialis gizi klinik dan juga dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang memberikan pelayanan menyeluruh untuk pasca melahirkan bahkan sampai pelayanan seperti postnatal exercise dan juga vaginal rejuvenation.
Dengan mengedepankan layanan yang terintegrasi dan lengkap untuk seluruh keluarga, Klinik Utama Health 360 Indonesia percaya, kondisi keluarga yang sehat merupakan bagian vital untuk kebahagiaan sebuah keluarga dan komunitas. (*)