"Oleh karena proses tersebut, fungsi sel darah yang lain juga ikut terganggu, sehingga hal ini menimbulkan gejala leukemia," jelas dr Dewi.
Penyakit ini juga berpotensi terjadi pada anak-anak, sehingga ia menilai para orang tua wajib mengetahui gejala awal yang dialami anak-anak agar pendeteksian dini bisa dilakukan.
Yang pertama adalah anak yang terindikasi menderita leukemia akan tiba-tiba mengalami demam secara berkelanjutan tanpa ada penyebabnya.
"Untuk deteksi dini, orang tua sebaiknya mengenali gejala atau tanda-tanda dari leukemia. Seperti misalnya demam yang berulang atau demam yang terus menerus tanpa disertai penyebab yang jelas," papar dr Dewi.
Kemudian kulit anak tersebut tiba-tiba menjadi pucat, tubuhnya pun mendadak lemas dan enggan bermain.
Selain itu ada pula gejala lainnya seperti nyeri pada tulang sehingga anak itu terkadang malas untuk berjalan.
"Lalu adanya pucat, anak tampak lemas lesu, kadang tidak mau bermain, kemudian nyeri pada tungkai, nyeri pada tulang. Sehingga anak itu yang tadinya aktif, tampak jalan itu pincang-pincang atau kadang menolak untuk berjalan," tutur dr Dewi.
Selanjutnya, anak ini juga mengalami gejala penurunan nafsu makan dan berat badan.
Ada pula diantara mereka yang turut mengalami pembesaran pada perut dan kelenjar getah bening.
"Lalu ada penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, apakah ada pembesaran pada daerah perutnya dan juga pembesaran pada kelenjar getah bening," tegas dr Dewi.
Gejala lainnya yang dialami anak yang diduga menderita leukemia ini adalah pendarahan yang terlihat secara fisik yakni pada bagian kulit, gusi dan hidung.
"Lalu pendarahan yang dapat terlihat, seperti misalnya pendarahan di kulit, pendarahan di gusi, pendarahan dari hidung, ataupun pendarahan di pencernaan," pungkas dr Dewi.