TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sakit usus buntu atau apendisitis bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia.
Usus buntu melekat pada usus besar yang memiliki panjang kira-kira 8.5 cm. Ia berfungsi sebagai penampung bakteri baik pada tubuh.
Namun menjadi masalah ketika usus buntu mengalami penyumbatan.
Lama kelamaan akan mengalami peradangan, infeksi sampai kebocoran.
Jika sudah bocor, usus besar dapat menyebabkan infeksi pada organ tubuh lainnya dan dikenal sebagai peritonitis.
Baca juga: Kenali Sedari Dini Tanda Anak Alami Sakit Usus Buntu, Perhatikan Cara Jalan dan Posisi Tidur
Baca juga: Mitos atau Fakta Makan Biji-bijian dan Cabe Bisa Sebabkan Usus Buntu? Begini Kata Dokter
Oleh karena itu, diperlukan penanganan khusus agar usus buntu tidak menimbulkan komplikasi yang parah.
Operasi untuk membuang usus buntu salah satu caranya.
Pengobatan ini berlaku untuk semua pasien, baik itu orang dewasa mau pun anak-anak.
Lantas apakah operasi usus buntu pada anak dapat menganggu tumbuh kembang anak?
Menurut dr Alexandra, Sp. BA, jika operasi pada usus buntu biasa tidak akan berpengaruh pada perkembangan anak.
Karena, yang dibuang hanyalah organ kecil dari tubuh yaitu usus besar.
Saat dibuang, usus besar tidak akan menyebabkan sesuatu yang mengkhawatirkan.
Selain itu tidak ada efek samping yang membahayakan pada anak setelah di operasi.
Untuk usus buntu biasa, dalam 24 jam anak bisa bergerak secara normal kembali.
Namun berbeda operasi usus buntu yang sudah bocor.
Anak disarankan untuk menjaga makanan dan tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Rentang waktunya adalah 3-4 minggu.
"Jadi untuk efek samping dan tumbuh kembang anak, tentu tidak ada. Hanya saja mungkin akan disarankan berbaring beberapa hari dan dilarang melakukan aktifitas di luar rumah," ucapnya pada siaran Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Rabu (24/2/2021).