Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski jarang terjadi, gigi kerap mendapatkan gangguan tidak terduga. Seperti patah karena terantuk benda keras atau mengalami kecelakaan.
Tentu saja gigi yang patah harus ditangani oleh dokter. Tapi benarkah harus diganti oleh gigi palsu?
Drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati jangan terlalu terburu-buru mengambil keputusan.
Dijelaskan dokter pengasuh rubrik Konsultasi Kesehatan di Kanal Kesehatan Tribunnews.com ini, langkah awal yang dilakukan adalah segera periksa ke ahlinya.
"Apabila patah bukan karena karies, sesegera mungkin dirawat.
Besar kemungkinan tidak perlu dicabut. Lakukan tindakan perlindungan.
Baca juga: Jangan Gunakan Air Panas untuk Merendam Gigi Palsu, Begini Dampaknya
Sebisa mungkin segera datangi dokter agar mendapatkan perlindungan pulpa. Lebih baik gigi tetap hidup," katanya, Senin (23/3/2021).
Setelah mendapatkan perlindungan pada pulpa, dokter akan memeriksa tindakan apa yang bisa diberikan pada pasien.
Tentu saja dilihat seberapa parah kerusakan dari pada gigi tersebut.
Selain itu, dokter juga akan melakukan rontgen untuk mengetahui syaraf-syaraf, tulang hingga kondisi jaringan pada gigi.
Jika memungkinkan, gigi bisa saja disambung atau ditambal.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Gigi Palsu Dapat Menyebabkan Bau Mulut? Begini Penjelasan Dokter
Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki gigi, semisal Veneer, filling, crown, penempelan pada patahan gigi dan sebagainya.
Oleh karenanya, dr Anastasia menyarankan untuk tidak mengangkat gigi asli dan mengganti gigi palsu.
"Jangan dicabut terlebih dahulu karena gigi yang asli justru lebih baik ketimbang yang palsu.
Kecuali jika tidak dapar dipertahankan lagi.
Tentu saja perlu kerjasama antara dokter dengan pasien," katanya lagi.