Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Meski telah dinyatakan sembuh, penyintas Covid-19 nampaknya belum sepenuhnya dapat bernafas lega. Kemungkinan, fungsi paru-paru tidak dapat befungsi normal seperti sedia kala.
Hal ini diungkapkan oleh dr Heidy Agustin, Sp. P(K). Seperti yang diketahui sebelumnya, saat terserang Covid-19, gejala pertama kali yang dirasakan adalah batuk-batuk hingga sesak nafas.
Dampak ini semakin terasa jika pengidap Covid-19 sudah di tahap menengah dan berat.
Baca juga: Penyintas Sedang yang Isolasi Mandiri di Rumah Berisiko Long Covid-19
Baca juga: Makanan yang Disarankan Ahli Gizi untuk Dikonsumsi Penyintas Covid-19
Penanganan yang segera dan deteksi sedari dini dapat membantu gejala tersebut.
Namun di beberapa kasus, ada pula yang sudah mengalami infeksi sampai ke tahap yang cukup berat. Sehingga terjadinya proses peradangan yang cukup berat pada paru-paru.
Lama kelamaan peradangan tersebut membentuk parutan sehingga menyebabkan paru-paru menjadi kaku. Dalam kondisi seperti ini, dunia medis menyebabkannya fibrosis.
Menurut pemaparan dr Heidy, fibrosis dapat menyebabkan paru-paru tidak mengembang seperti semula. Sehingga paru-paru mengalami keterbatasan dalam menampung oksigen.
Sehingga setelah dinyatakan sembuh, tubuh tetap alami sesak napas yang parah, batuk, dan kelelahan yang mungkin terjadi usai sembuh dari infeksi virus corona.
Sayangnya untuk saat ini menurut dr Heidy belum ada obat yang dapat menyembuhkan fibrosis secara total.
Namun, masih ada upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi gangguan yang disebabkan oleh fibrosis. Misalnya seperti pemindaian paru-paru secara teratur dan mengonsumsi makanan berprotein tinggi.