Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kotoran telinga atau dalam bahasa medis serumen dihasilkan secara normal di liang telinga.
Secara kasat mata, pada umumnya kotoran telinga bewarna kuning, lengket dan bertekstur tidak ubahnya seperti lilin.
Walau terkesan menjijikkan, itu menandakan jika telinga dalam kondisi normal.
Karena, warna serumen dapat berubah-ubah sesuai kebersihan dan kesehatan pada telinga.
Kadangkala dapat pula menjadi alarm untuk segera mengkonsultasikannya pada dokter.
Hal ini diungkapkan oleh Dr Sally Mahdiani Sp.T.H.T- K.L (K), M.Kes.
Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Telinga Selama Pandemi Covid-19
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Telinga Bagi Anda yang Sering Menggunakan Headset
Jika serumen atau kotoran telinga bewarna kuning dan lengket seperti tekstur lilin, maka itu justru menjadi pertanda baik.
Tekstur lengket memberikan tingkat keasaman yang dapat melindungi telinga kita.
"Karena dari penampilan kuning, lengket sepeti lilin menjaga pH dan keasaman telinga kita. Kurang dari 6 pH sehingga tidak ada jamur yang tumbuh. Begitu pula binatang yang masuk ke dalam, akan mati terkena lengketnya serumen. Itu normal," katanya pada live streaming Radio Kesehatan, Rabu (14/4/2021).
Ada pula tekstur bewarna putih yang keluar dari telinga.
Kita sering menyangka sebagai kotoran, padahal tidak. Karena bukan produksi dari serumen itu sendiri.
Menurut Sally, benda putih tersebut adalah kulit yang mengering di dalam telinga dan mengupas.
Itu terhitung masih normal karena kulit memang berganti 120 hari sekali.
Sedangkan kotoran telinga yang bewarna hitam dan keras, tadinya merupakan serumen normal.
Namun terdorong ke belakang saat dibersihkan sendiri. Sekian lama di dalam sana, serumen tersebut mengeras dan menghitam.
"Bagaimana pun, kebiasaan mengorek harus dihindari. Kalau kotoran telinga lengket seperti lilin jangan merasa jijik. Justru seperti itu yang normal. Dan kalau mau bersihkan telinga, di depan daun telinga saja," katanya lagi.