TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BPOM, Penny K. Lukito mengingatkan, agar tenaga kesehatan berhati-hati dalam memberikan suntikan Vaksin AstraZeneca.
Petugas kesehatan diharapkan melakukan skrining teliti terhadap sasaran dan mengetahui seksama label warning vaksin AstraZeneca.
Hal itu dilakukan untuk menghindari kemungkian kejadian blood clot (trombosis) atau pembekuan darah.
"Sekarang kita tambahkan warning dan statement fact sheet informasi pada tenaga kesehatan yang akan menggunakan AstraZeneca agar berhati-hati dengan risiko yang dikaitkan dengan kejadian trombosis," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: BPOM: Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga Diproduksi Massal Awal Tahun 2022
Menurut Penny, pihaknya akan terus mencermati perkembangan kasus pembekuan darah yang diduga karena suntikan vaksin AstraZeneca.
Meski demikian, pemberian vaksin AstraZeneca tetap dilanjutkan dengan pertimbangan, kejadian tersebut berdasarkan jumlahnya dengan jumlah suntikan secara internasional termasuk kejadian yang sangat jarang.
"Kita melihat apakah ada urgensi atau distop atau mengaitkan dengan mutu dan kualitas vaksin itu harus hati-hati. Jadi harus melihat presentase kejadian tersebut. Kejadian AstraZeneca sampai saat ini masih dikatakan kejadian yang sangat jarang," ungkapnya.
Selain itu, berdasarkan hasil kajian yang sudah disampaikan oleh regulator obat di Eropa atau EMA maupun Inggris, menyepakati dan merekomendasikan bahwa vaksinasi masih bisa diteruskan.
"Blood clot tidak ada kejadianya di Indonesia dan tentunya kami mengikuti kejadian di luar, maka kami menyimpulkan penyuntikan Vaksin AstraZeneca tetap dilanjutkan," terang Penny.