TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Endokrin-Metabolik-Diabetes) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, dr. Marina Epriliawati, Sp.PD, KEMD mengatakan bahwa pasien penderita penyakit diabetes masih bisa melakukan ibadah puasa pada bulan Ramadan.
Namun tentunya ada beberapa hal yang harus mereka perhatikan sebelum menjalani puasa.
Yang pertama adalah, para penderita diabetes ini harus mengendalikan kadar gula darahnya terlebih dahulu.
Kadar gula darah yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan si penderita.
Dampak ini tidak hanya dapat dirasakan dalam jangka pendek saja, namun juga jangkan panjang.
"Untuk pasien diabetes, sebenarnya boleh pada prinsipnya berpuasa apabila glukosa (zat gula) darahnya terkontrol," ujar dr Marina, dalam talkshow live Instagram @radiokesehatan, Senin (19/4/2021).
Selain mengendalikan gula darah, para penderita diabetes yang hendak berpuasa diharapkan benar-benar mengetahui kondisinya.
Apakah mereka mengalami komplikasi serius seperti jantung, ginjal atu organ tubuh lainnya.
"Terus tidak ada komplikasi-komplikasi serius lainnya yang kira-kira bisa berbahaya pada saat pasien berpuasa ramadan," kata dr Marina.
Baca juga: Penderita Diabetes Boleh Berpuasa, Tapi Ketahui Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
Terdapat perbedaan antara penyebab munculnya penyakit diabetes tipe 1 dan 2.
Diabetes tipe 1 yang umumnya dialami anak-anak atau usia muda, biasanya disebabkan oleh proses autoimun yang merusak pankreas.
Pada kondisi ini, pankreas pun akhirnya tidak dapat memproduksi insulin, sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah.
"Bagi tipe 1 biasanya disebabkan karena proses autoimun yang merusak pankreas yang menyebabkan insulin hampir tidak ada kadarnya di dalam diri kita," papar dr Marina.
Biasanya, pengobatan yang dilakukan terhadap penderita diabetes tipe ini adalah melalui pemberian insulin suntik setiap hari.
Upaya ini untuk mengendalikan kadar gula darah agar tetap normal.
Sementara untuk penyebab diabetes tipe 2 tidak hanya karena kurangnya produksi insulin, namun juga terjadi resistensi insulin.
"Kalau diabetes tipe 2 memang terjadi juga kekurangan produksi insulin, tapi dia juga ada masalah lain yaitu kurang baiknya kerja insulin yang disebut sebagai resistensi insulin," tutur dr Marina.
Upaya pengobatan terhadap penderita diabetes tipe 2 berbeda dengan tipe 1.
Karena hanya sebagian pasien diabetes tipe 2 yang memerlukan insulin untuk mengendalikan gula darahnya.
Penderita diabetes tipe 2 umumnya akan diberikan obat antidiabetes.
Perlu diketahui, Indonesia menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia.
Angka prevalensi penderita penyakit diabetes di masa pandemi virus corona (Covid-19) pun mencapai 6,2 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.