"Sayurnya oke, santan oke sebenarnya, kita mulai mengubah paradigma bahwa 'ah ini makanan tidak sehat',lebih ke netral, tinggal bagaimana kita mengaturnya, perlu diawasi atau dibatasi konsumsinya," tutur Wahyu.
Wahyu kemudian menyampaikan bahwa dalam panduan 'isi piringku' dan gizi seimbang secara umum, memang ada anjuran untuk membatasi konsumsi gula, garam dan lemak.
"Lemak itu termasuk di dalamnya santan, maka ketika kita mengkonsumsi ketupat dengan sayur yang bersantan, apapun judul sayurnya, maka diusahakan lebih banyak sayurnya ketimbang kuah santannya," tegas Wahyu.
Selanjutnya, menu yang wajib ada untuk proporsi makanan sehat adalah buah.
Saat momen Lebaran, kata Wahyu, banyak yang kurang memperhatikan pentingnya asupan buah-buahan bagi tubuh.
Karena umumnya pada momen ini, banyak yang lebih suka mengkonsumsi aneka ragam kue maupun cookies.
"Nah berikutnya perlu ditambah buah, ini yang sering kali hilang karena biasanya pelengkapnya ketika Lebaran itu ketupat, sayur santan, kue, entah kue dengan berbagai jenisnya. Ya kue tidak salah sebenarnya, tapi alangkah lebih baik kemudian makan ketupat itu ada sayur ada buahnya," kata Wahyu.
Sedangkan untuk menu lauknya, masyarakat Indonesia cenderung menjadikan rendang, opor maupun semur sebagai hidangan khas Lebaran.
Hal yang perlu diingat adalah saat memasukkan rendang dan opor ke dalam piring, ditambah sayur bersantan, tentunya jumlah santan yang dikonsumsi pun akan bertambah.
Oleh karena itu, ia pun menyarankan agar konsumsi kuah opor, kuah sayur maupun bumbu rendang untuk dikurangi.
"Lalu lauknya bebas, mau rendang oke, mau ayam opor silakan, tapi ingat kalau ada opor ada santan lagi di sana, kuahnya dibatasi. Jangan terlalu banyak, yang penting ada basah-basah di ketupatnya, hingga lebih mudah dikunyah dan ditelan," pungkas Wahyu.