News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liputan Khusus

Didukung Khofifah, Vaksin Merah Putih Mampu Hadapi Virus Covid Varuan Baru

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menjalani hari keempat isolasi mandiri setelah dinyatakan positif terpapar Covid-19, Senin (4/1/2021).

TRIBUNNEWS, COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan pihaknya mendukung penuh riset vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan Universitas Airlangga.

Apalagi pemerintah pusat menargetkan vaksin Merah Putih selesai dikembangkan dan siap dimanfaatkan pada Desember 2021.

Khofifah mengatakan, tahapan produksi vaksin terdiri dari tiga bagian yaitu skala laboratorium, skala pilot dan skala industri.

Menurut tim riset Unair, kata Khofifah, skala laboratorium sampai menghasilkan seed vaccine (benih vaksin) tengah dilakukan Unair.

Lalu, skala pilot merupakan tahapan dengan melakukan uji tantang dari beberapa varian SARS CoV-2 yang sudah ditemukan pada pasien Covid-19 di Indonesia, seperti Inggris dan India.
Beberapa varian tersebut kemudian diujicobakan kepada hewan kecil dan hewan besar.

Terakhir, skala industri akan dilakukan mitra industri PT Biotis Pharmaceutical termasuk kesiapan standar produksinya.

Baca juga: Ini Perjalanan Riset Vaksin Merah Putih di Unair

“Prinsipnya kami di Pemprov Jatim siap mendukung suksesnya riset ini sampai final. Kita mendukung dan akan memberikan support pengembangan vaksin agar kita bisa segera keluar dari pandemi covid-19 yang kini membawa dampak di banyak sektor di Jatim,” ujar Gubernur Khofifah, Senin 3 Mei lalu.

Berdasarkan update dari tim Unair, kata Khofifah, pemberian dosis ke dua telah diberikan hewan kecil, mencit, dan sedang dilakukan observasi. Minggu ini direncanakan akan dimulai pemberian dosis pertama pada hewan besar, yakni maccaca.

Penelitian tahap awal vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke hewan percobaan di laboratorium dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya.

Selama riset, para peneliti juga mengkaji apakah vaksin layak digunakan atau memiliki efek samping tertentu. Jika ketiga tahapan produksi vaksin dinyatakan siap, tahap selanjutnya adalah fase uji klinis yang terbagi menjadi empat tahapan.

Pada tahap uji klinis fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat. Hal tersebut dilakukan untuk menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia. Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua.

Pada uji klinis fase II, pengujian vaksin Covid-19 dilakukan ke lebih banyak sukarelawan agar sampel yang diperoleh lebih beragam. Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan.

Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi.
Setelah itu, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang.

Setelah uji klinis fase I sampai III dinyatakan aman dan efektif, maka, tahapan selanjutnya memasuki fase ke IV, yakni pengawasan pemasaran.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini