Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Infeksi jamur hitam (Mucormycosis) saat ini sedang menjadi isu baru di India, selain 'tsunami virus corona (Covid-19)' yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Penyakit yang disebabkan jamur Mucormycetes ini disebut dapat menyerang seseorang yang memiliki sistem kekebalan lemah dan kadar gula darah yang tinggi.
Oleh karena itu, penyakit ini kini dikaitkan dengan penderita virus corona (Covid-19) dan mereka yang menderita penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes.
Karena virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 diketahui dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Baca juga: Tidak Hanya Pasien Covid-19, Penderita Diabetes Hingga Kanker Berpotensi Terinfeksi Jamur Hitam
Baca juga: Kekebalan Tubuh Turun Akibat Covid-19, Jadi Jalan Masuk Infeksi Jamur Hitam
Begitu pula dengan obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan virus ini yang dinilai dapat menekan respons kekebalan, termasuk steroid yang juga dapat meningkatkan kadar gula darah.
Sementara penderita diabetes yang cenderung memiliki kadar gula darah tinggi, turut berisiko terinfeksi jamur hitam.
Lalu bagaimana cara mengobatinya, jika telah terinfeksi jamur hitam?
Dikutip dari laman CNN, Senin (24/5/2021), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), jamur hitam dapat diobati menggunakan obat antijamur dan sering kali diberikan secara intravena.
Obat yang paling umum digunakan termasuk diantaranya Amphotericin B, obat tersebut saat ini tengah digunakan di berbagai negara bagian di India untuk memerangi wabah jamur hitam.
Untuk memulihkan kondisinya, pasien jamur hitam kemungkinan memerlukan penggunaan obat antijamur ini hingga enam minggu.
Namun, lamanya proses pemulihan mereka ini tergantung pada seberapa dini penyakit tersebut didiagnosis dan diobati.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) India mengatakan bahwa pada banyak kasus, diperlukan tindakan seperti pembedahan untuk memotong jaringan yang mati atau terinfeksi.
"Pada beberapa pasien, hal ini dapat mengakibatkan hilangnya rahang atas atau bahkan mata," kata Kemenkes India dalam pernyataan resminya.
Permintaan untuk Amphotericin B ini pun mengalami peningkatan di India seiring meningkatnya kasus infeksi jamur hitam.
Namun di negara itu, persediaan obat ini terbatas, karena banyak rumah sakit yang tidak mengantisipasi lonjakan jumlah kasus, lantaran kemunculan jamur hitam ini di luar prediksi.
Seorang warga di negara bagian Telangana selatan India, Bhavya Reddy mengatakan bahwa ayahnya didiagnosis terinfeksi jamur hitam pada 26 April lalu, tepat saat dinyatakan pulih dari Covid-19.
"Begitu dia mulai pulih dari Covid-19, wajahnya mulai membengkak, saat bengkaknya tidak kunjung berkurang, (dokter) menyarankan agar ayah saya mendapatkan suntikan. Rumah sakit juga tidak memiliki pasokan Amphotericin B, dan ayah saya harus memohon kepada Menteri Utama negara bagian untuk menerima botol obat tersebut," kata Reddy.
Setelah obatnya berhasil diamankan, ayahnya kemudian menjalani operasi sinus endoskopik untuk meredakan pembengkakannya.
Sementara itu, Menteri junior Kementerian Bahan Kimia dan Pupuk India, Mansukh Mandaviya menuliskan cuitannya pada hari Kamis lalu bahwa lima perusahaan telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk memproduksi obat di India.
Sebelumnya, ada enam perusahaan yang telah memperoleh kepercayaan untuk memproduksi obat-obatan di negara itu.