Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak yang mengatakan mengkonsumsi buah kurma muda meningkatkan kesuburan pada pasangan suami istri.
Namun apakah buah tersebut memiliki kandungan yang dapat mempercepat proses kehamilan?
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Dr. dr. Agus Supriyadi, Sp.OG(K), M.Kes, mengatakan bahwa memang ada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik atau ketidaksuburan yang tidak dapat diketahui penyebabnya (unexplained infertility).
Pasangan yang mengalami infertilitas jenis ini pun mencapai angka 10 persen.
"Ada beberapa persen diperiksa, si istri sehat, saluran telurnya baik. Suami spermanya oke, tidak ada halangan, tapi ada namanya infertilitas yang kita tidak ketahui penyebabnya," ujar Dr. Agus, dalam talk show live Instagram @radiokesehatan, Kamis (27/5/2021).
Baca juga: Hasil Tes Kesuburan Normal Tapi Tak Kunjung Hamil Juga? Waspadai Infertilitas Idiopatik
Kondisi seperti ini yang terkadang membuat sebagian pasangan mencoba mengkonsumsi makanan maupun suplemen yang diyakini dapat menambah kesuburan dan mempercepat proses kehamilan.
Terkait asumsi bahwa buah kurma dapat meningkatkan kesuburan, Dr. Agus menjelaskan bahwa beberapa ahli gizi memang berpendapat seperti itu.
Banyak dijual pula suplemen yang mengandung ekstraksi buah ini yang dianggap baik untuk meningkatkan kualitas sperma pada laki-laki dan sel telur pada perempuan.
"Nah beberapa ahli gizi melihat kandungan kurma muda ini lebih banyak mungkin kandungan glukosanya, lebih banyak komponen-komponen yang semuanya itu meningkatkan kualitas sperma, suplemen-suplemen begitu juga ada untuk meningkatkan kualitas sperma, kualitas sel telur, sehingga mudah untuk terjadi pembuahan," kata Dr. Agus.
Kendati demikian ia menegaskan bahwa pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik sebaiknya melakukan serangkaian pemeriksaan lengkap yang berkaitan dengan tingkat kesuburan mereka.
Pemeriksaan analisis lengkap pada pasien dengan infertilitas idiopatik ini meliputi pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi dan uji patensi tuba.
"Tapi tetap harus diperhatikan, dilakukan pemeriksaan yang mendasar sekali pada pasangan yang ingin program hamil."
"Kalau udah lebih dari satu tahun, wanitanya periksa HSG, USG transvaginal. Dilihat rongga rahimnya, organ genitalnya, si laki-laki juga harus diperiksa kuantitas dan kualitas spermanya," jelas Dr. Agus.