Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemunculan pasien terinfeksi flu burung H10N3 membuat Kementerian Kesehatan melakukan upaya antisipasi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Ditjen P2P Kementerian Kesehatan sekaligus juru bicara vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, flu burung termasuk dalam kategori virus influenza.
Pemerintah memantau melalui pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
"Flu burung termasuk H10N3 ini varian yang dipantau terus melalui whole genome sequencing (WGS). Selain varian Covid-19, WGS juga digunakan untuk melihat apakah ada varian baru dari virus influenza," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (3/6/2021).
Baca juga: Apa Itu H10N3? Jenis Flu Burung yang Ditemukan di China, Ahli Sebut Bukan Masalah Utama
Ia menerangkan, flu burung H10N3 merupakan, penyakit zoonotik yang dapat menginfeksi manusia melalui hewan atau unggas seperti burung, ayam, dan itik.
Untuk itu, pemerintah sejak kejadian flu burung beberapa tahun lalu telah melakukan surveilens dengan melibatkan Kementerian Pertanian, KLHK, serta Kemenkes.
"Biasa kita sebut dengan startegi one health," ucapnya.
Selain itu Nadia menuturkan, kewaspadaan yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan pada kejadian ayam ternak maupun unggas liar yang mati.
"Apakah ada virus baru dari varian flu burung . Jadi ini surveilens dari dua pihak tapi terutama kejadian pada manusia umumnyaa dimulai outbreak pada hewan ternak atau unggas liar yang dimonitor oleh dua Kementerian atau Lembaga," kata dia.
Sejauh ini menurut Nadia, vaksin untuk flu burung ditemukan.
"Belum ada vaksinnya. Jadi menggunakan vaksin influenza lainnya. Kasus di Tiongkok saat ini sepertinya baru satu kasus yang diterdeteksi," ungkap dr.Nadia.