Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sakit kepala merupakan gangguan pada kepala yang memunculkan rasa sakit atau nyeri.
Menurut dr Santi, setidaknya ada sekitar 150 jenis sakit kepala. Namun, jika disederhanakan, sakit kepala bisa dibagi menjadi beberapa bagian.
Pembagian pertama yaitu sakit kepala akut dan kronis. Jika sakit kepala akut hanya butuh beberapa beberapa hari sembuh.
Sedangkan sakit kepala kronis, setidaknya dalam satu bulan, minimal 15 hari merasakan sakit selama berturut-turut. Dan ini bisa terjadi selama tiga bulan.
Kemudian dr Santi menyebutkan Ada juga primer dan skunder.
Baca juga: Cara Mandiri Menangani Sakit Kepala, Bisa Tanpa Obat, Tidur hingga Teh dan Jahe Jadi Solusi
Baca juga: Menstruasi Terasa Nyeri? Ikuti 10 Cara Mudah Berikut Ini untuk Redakan Sakit saat Datang Bulan
Untuk sakit kepala primer, segala sesuatu penyebab rasa sakit berasal dari kepala. Misalnya ada gangguan syaraf, gangguan pembuluh darah dii kepala yang menimbulkan sakit kepala.
Sedangkan sakit kepala skunder, penyebabnya bukan berasal dari kepala.
Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit lain yaitu Seperti tifus, demam berdarah dan sebagainya.
Pembagian lain menurut dr Santi adalah organik dan fungsional. Organik adalah sakit kepala yang disebabkan adanya gangguan pada organ tubuh.
"Misalnya jikadicek ada tumor di kepalanya. Ada gangguan pembuluh darah dalam kepala," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, dikutip oleh Tribunnews, Senin (7/6/2021).
Sedangkan sakit kepala fungsional tidak memiliki gangguan apa pun dari organ tubuh.
Saat dicek, semua dalam keadaan baik. ototnya baik. Hanya menurut dr Santi, fungsinya aja yang terganggu. Biasanya hal ini difaktori oleh psikis.
Ia pun menyebutkan jika pada umumnya sakir kepala muncul karena ada pemicunya.
Misalnya sakir kepala disebabkan karena perubahan cuaca. Dapat pula karena hormonal yang biasanya dirasakan oleh perempuan saat akan dan sesudah haid.
Bisa pula terjadi menjelang menopause.
Ketiga adalah faktor genetik. Beberapa faktor di atas menurut dr Santi tidak dapat diubah.
Namun, ada beberapa pemicu sakit kepala yang dapat dihindari. Misalnya kurangnya jam tidur. Bisa juga disebabkan kurang gerak.
"Atau pada makanan yang dikonsumsi. Tiap orang pemicunya beda-beda. Bisa aja orang sakit kepala karena makan cokelat, satu lagi kopi," katanya lagi.
Oleh karena itu, dr Santi menyarankan untuk menulis jurnal ketika muncul sakit kepala.
Tulis apa yang dimakan, cuaca, perasaan hati, tidur, beban kerja dan aktivitas fisik. Sehingga, kita dapat mengetahui apa yang menjadi penyebab sakit kepala. Jika sudah tahu, maka akan mudah untuk ditangani.