Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat memasuki usia 6 bulan, anak perlu diberi makanan pendamping ASI (MPASI), selain konsumsi ASI. Hal ini dikarenakan mereka butuh energi lebih untuk aktivitas dan tumbuh kembangnya.
Selain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak, MPASI punya fungsi lain, yaitu untuk melatih kemampuan makan bayi. Misalnya kemampuan mengunyah, menelan dan kemampuan bayi menerima berbagi rasa dan tekstur makanan.
Hal ini diungkapkan oleh dr Imelda Pingkan M.,P.SpA,. Di sisi lain, banyak ibu-ibu yang mulai melek soal MPASI lewat media sosial. Namun, beberapa resep MPASI yang ditawarkan kerap membuat ibu merogoh kocek sedalam mungkin.
Padahal menurut dr Imelda membuat MPASI tidak perlu menggunakan bahan yang mahal. Yang terpenting, kandungan proteinnya cukup untuk anak.
"Ketersediaan bahan-bahan di Indonesia lengkap. Protein hewani, nabati, sayuran dan Karbo. Kita cukup kaya untuk itu. Pemberian MPASI bukan gaya-gayaan," ungkapnya pada live streaming Tribunnews, Selasa (15/6/2021).
Baca juga: Saran Dokter Tentang Boleh Tidaknya Menambahkan Gula atau Garam pada MPASI
Menurutnya, yang terpenting dari MPASI adalah mengandung protein, lemak, sayuran dan zat lainnya. Tidak perlu memilih jenis daging Wagyu yang terkenal mahal. Atau mengonsumsi salmon untuk mencukupi kebutuhan omega pada anak.
Baca juga: Asupan Serat untuk Pemenuhan Nutrisi Anak Demi Kesehatan Pencernaannya
"Buah gak harus anggur, padahal ada yang sama. Itu sudah terpenuhi. Banyak sih, daging sapi biasanya aja, ayam, sama kok kalorinya berapa," katanya lagi.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Nutrisi pada Anak Lewat Metode Jam Makan Serat
Yang terpenting adalah mempertimbangkan frekuensi, jumlah, tekstur dan aktif dan responsif dari bayi. Untuk frekuensi pada bayi usia 6 bulan bisa diberikan dua kali sehari.
Sedangkan jumlahnya dr Imelda menyarankan untuk jangan dipaksakan terlalu banyak. Pada awal pengenalan, cukup sua sampai tiga sendok makan saja. Dan jangan paksa bayi untuk menghabiskan makanannya.