News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Masyarakat Tak Perlu Khawatir Jika Vaksin Dosis Kedua Terlambat Tiba, Begini Penjelasan Para Ahli

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Pemerintah saat ini terus menggencarkan program vaksinasi agar masyarakat menerima setidaknya dosis pertama. Sampai Selasa (10/8/2021) lalu, vaksinasi dosis pertama mencapai 52 juta dosis,

Sedangkan vaksinasi dosis kedua mencapai 25,5 juta dosis. Ada juga tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan 112 ribu dosis ketiga untuk menambah perlindungan mereka yang berisiko tinggi terpapar Covid-19.

Antusiasme masyarakat yang tinggi, sementara vaksin yang datang secara bertahap dan
membutuhkan proses lanjutan sebelum didistribusikan ke masyarakat, menjadi salah satu hal yang membuat alokasi penyuntikan dosis pertama dan kedua sedikit kurang tepat waktu.

Menurut keterangan dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Selasa (10/8/2021), ada berbagai proses yang perlu dilakukan sebelum vaksin dapat sampai ke masyarakat.

"Ada proses karantina, lalu kontrol kualitas vaksin, hingga dikeluarkannya lot vaksin dari Badan POM, untuk memastikan keamanan dan kualitas vaksin supaya tidak menjadi masalah, sementara antusiasme masyarakat tinggi," ungkapnya. 

Baca juga: Vaksinasi Tembus 53 Juta Orang, Seperempat Warga Indonesia Telah Divaksin Tahap 1

"Kita perlu berhitung secara cermat, khususnya di Pemerintah Daerah, untuk mengalokasikan berapa dosis satu dan dosis dua,” imbuhnya.

Dokter Nadia berpesan, bahwa mekanisme alokasi vaksinasi ini perlu dilihat dan diperhitungkan secara jeli, mengingat vaksin diterima secara bertahap.

Baca juga: Download Sertifikat Vaksin Pertama & Kedua Melalui Link SMS dari 1199 atau Klik Pedulilindungi.id

“Kita akan terus menerima suplai vaksindari produsen hingga memenuhi kebutuhan 426 juta dosis vaksin. Tapi ingat, kita tidak menerimanya dalam satu waktu sekaligus,” kata dr. Nadia.


Menyikapi hal ini, masyarakat diimbau tidak perlu khawatir apabila saat ini sedikit terlambat
menerima vaksinasi dosis kedua.

Dokter Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, vaksinolog, menjelaskan, masyarakat perlu menyadari situasi saat ini.

“Sekarang stok vaksin Covid-19 tidak banyak dan datang secara bertahap. Kondisi inilah yang membuat pemerintah memprioritaskan vaksinasi dosis pertama terlebih dulu," jelasnya.

Dengan vaksinasi dosis pertama, diharapkan seseorang sudah punya antibodi walau belum optimal.

Dari sisi keilmuan, dr. Dirga mencoba menjelaskan, langkah yang dilakukan pemerintah saat ini agar di kalangan masyarakat tercipta perlindungan di level tertentu meski belum mendapat vaksinasi lengkap dua kali.

Setelah itu secara bertahap sesuai dengan ketersediaan vaksin, barulah dilengkapi dengan vaksin dosis kedua.

“Tentunya ini berpengaruh terhadap proteksi yang ditimbulkan antibodi tubuh, karena seseorang akan terlindungi secara menyeluruh ketika sudah lengkap mendapatkan vaksin,” terang dr. Dirga.

Namun, jarak waktu pemberian vaksin dosis kedua memang cukup lama seperti Sinovac
yang memakan waktu 28 hari setelah vaksin dosis pertama diberikan, AstraZeneca 8-12
minggu, dan Sinopharm 21 hari, yang rata-rata pemberian dosis mencapai 3 minggu lebih.
“Prinsipnya memang interval pemberian yang terbaik adalah tepat waktu. Namun apabila telat
seminggu bahkan sampai tiga minggu dari jadwalnya, itu tidak masalah.

"Bahkan penelitian di negara lain, contohnya AstraZeneca dan Pfizer, ternyata membuktikan ketika interval waktu pemberiannya diperpanjang, efektivitasnya makin baik,” terang dr. Dirga.

Dokter Dirga dan dokter lainnya tidak bermaksud mengedukasi seseorang untuk
menunda vaksinasi dosis kedua, karena ia yakin pemberian dosis vaksin yang terbaik adalah
tepat waktu.

Penjelasannya tersebut merupakan upaya memberikan ketenangan kepada masyarakat agar tidak khawatir berlebihan saat menerima vaksin kedua tidak tepat waktu.

“Apabila terlambat masih tidak masalah, yang penting prinsipnya saat vaksin sudah ada, segera dilengkapi,” ujarnya.

Pada minggu pertama Agustus, Kemenkes sudah mendistribusikan 13 juta dosis vaksin ke seluruh provinsi di Indonesia.

“Kita tahu beberapa waktu sebelumnya, ada Kabupaten/Kota yang melaporkan stok vaksinnya sempat menipis. Kita sudah distribusikan kembali minggu lalu, dan
di akhir minggu ini kita akan mendistribusikan kembali kurang lebih 5 juta dosis vaksin,” terang dr. Nadia.

Di Agustus ini pula Kemenkes akan mendapatkan total vaksin sebanyak 70-80 juta dosis.

Pada Selasa (10/8) ini, kembali Indonesia menerima kedatangan vaksin AstraZeneca sebanyak 594 ribu dosis dari komitmen perjanjian bilateral antara pemerintah Indonesia dengan produsen AstraZeneca.

Sampai saat ini Kemenkes sudah mendistribusikan lebih dari 101 juta dosis vaksin Covid-19.

“Diperkirakan saat ini ada sekitar 15 juta dosis yang masih beredar dan bisa digunakan untuk
program vaksinasi di seluruh Indonesia,” ungkap dr. Nadia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini