Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu Deddy Corbuzier mengaku sempat mengalami badai sitokin setelah dinyatakan positif Covid-19.
Hal ini membuat orang kembali bertanya apa itu badai sitokin?
Kemudian, seberapa berbahaya bagi tubuh?
Sebenarnya, sitokin merupakan protein yang memberikan sinyal pada sistim imun ketika ada virus atau bakteri yang masuk.
Virus dan bakteri dianggap sebagai musuh.
Sehingga sel imunitas akan aktif melawan virus atau kuman yang masuk.
Namun, menjadi berbahaya ketika sitokin diproduksi dalam jumlah yang berlebihan.
Baca juga: Kerap Dianggap Penyakit, Sitokin Ternyata Punya Manfaat Bagi Tubuh
Terjadi badai sitokin hingga menyebabkan peradangan yang semakin luas sehingga menyebabkan penyakit memberat.
Di sisi lain, banyak yang beranggapan jika pemberian obat membuat kinerja sitokin terbendung.
Memberikan antiradang malah membendung sitokin.
Menurut Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan M Sc Sp P (K), hal itu tidak benar.
Demam memang menjadi reaksi akibat terjadinya infeksi pada tubuh yang disebabkan virus dan bakteri.
"Demam, diberi obat untuk kenyamanan pasien. Kita juga harus memberi obat untuk virus atau kuman. Antivirus bagi virus, antibiotik untuk bakteri. Hal ini dilakukan agar peradangan atau inflamasi tidak menjadi lebih luas," ungkapnya dalam siaran Radio Elshinta, Jumat (27/8/2021).
Baca juga: Sempat Kritis, Alami Badai Sitokin, Kini Sembuh, Deddy Corbuzier Mulai Nge-Gym Lagi
Kalau peradangan lebih luas maka sitokin semakin banyak diproduksi oleh sel darah putih.
Hal inilah yang nantinya dapat menimbulkan badai sitokin.
Kalau dibiarkan, peradangan semakin luas sehingga menyebabkan penyakit semakin berat.
Bahkan dapat menyebabkan pengumpalan darah.
Jika pengumpalan mengenai otak, maka kesadaran dapat menurun.
Di sisi lain badai sitokin dapat membuat pembekuan darah pada pembuluh darah.
Akibatnya bisa menimbulkan gagal jantung dan komplikasi lainnya.