News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerap Dianggap Penyakit, Sitokin Ternyata Punya Manfaat Bagi Tubuh

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

herd immunity mungkin tidak akan bisa tercapai karena antibodi dalam beberapa pasien Covid-19 yang sudah sembuh hanya bertahan selama beberapa minggu

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu belakang badai sitokin kembali ramai diperbincangkan, seiring kabar menyebut presenter kondang Deddy Corbuzier nyaris kehilangan nyawa karenanya. 

Di sisi lain, sebagian masyarakat juga banyak mengira jika sitokin adalah penyakit. 

Padahal sitokin merupakan salah satu sel yang bergerak saat tubuh dimasuki oleh virus atau bakteri. 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan M Sc Sp P(K). 

Baca juga: Nyawa Deddy Corbuzier Terancam karena Mengalami Badai Sitokin, Apa Itu? Simak Penjelasan Ahli

Sitokin, kata dr Erlina merupakan protein yang memberikan sinyal pada sistem imun ketika ada virus atau bakteri yang masuk. 

Virus dan bakteri dianggap sebagai musuh, sehingga sel imunitas akan aktif melawan virus atau kuman yang masuk. 

Ilustrasi virus corona (https://www.freepik.com/)

"Ibarat peperangan, virus atau bakteri adalah musuh. Maka yang akan memberikan sinyal pada pertahanan adalah sitokin," ungkapnya pada siaran Radio Elshinta, Jumat (27/8/2021). 

Sering disalahartikan sebagai penyakit, sitokin sebenarnya salah satu pertahanan tubuh yang mengaktifkan imunitas melawan virus atau bakteri yang masuk. 

Baca juga: Ciri dan Gejala Badai Sitokin, Bisa Akibatkan Kerusakan Organ pada Penderita Covid-19

Sitokin kata dr Erlina akan bekerjasama dengan interferon, yang berfungsi mengikat sekaligus melumpuhkan virus dan bakteri.

Kerjasama antara sitokin dengan interferon bisa membersihkan virus atau bakteri dalam tubuh. 

Namun ketika virus terlalu banyak, interferon dapat dilumpuhkan. Sehingga sitokin bekerja sendirian. Hal ini membuat Sel darah putih banyak memproduksi sitokin. 

Sebenarnya saat mengaktifkan sel imun, sitokin punya sifat pro inflamasi atau peradangan. Menjadi tidak masalah jika produksi sitokin tidak berlebihan. 

Namun menjadi berbahaya ketika sitokin diproduksi dalam jumlah yang berlebihan. Peradangan semakin luas sehingga menyebabkan penyakit semakin berat. 

"Hal ini berbahaya dan dapat bisa merusak organ lain. Peradangan menjadi luas. Bahkan dapat menyebabkan pengumpalan darah," katanya lagi. 

Jika pengumpalan mengenai otak, maka kesadaran dapat menurun. Di sisi lain, pembekuan juga terjadi pada pembuluh darah sehingga bisa menimbulkan gagal jantung. 

"Sitokin yang tidak terkendali, menimbulkan kerusakan dimana-mana. Bisa pula mengakibatkan kegagalan multiorgan lain sehingga menimbulkan kematian," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini