TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak cara dilakukan pasangan agar segera mendapatkan keturunan. Mulai dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat dengan komsumsi makanan sehat dan banyak mengandung antioksidan, olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit seminggu, menghindari stres, serta istirahat yang cukup.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fertilitas dan Endokrinplogi dr Ali Mahmud SpOG-KFER mengatakan pasangan dikatakan kurang subur (subfertil) apabila sudah menikah setahun dan melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa menggunakan kontrasepsi dan belum hamil, dengan catatan jika usia istri dibawah 35 tahun.
Apabila usia istri diatas 35 tahun, waktu menunggu tersebut menjadi hanya 6 bulan saja.
Ali mengatakan konsultasi dengan dokter kandungan atau ahli fertilitas dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan atau hal yang dapat mengganggu program kehamilan.
"Secara umum dokter akan menyarankan pemeriksaan dasar fertilitas, meliputi analisa sperma pada laki- laki, pemeriksaan usg transvagina, dan pemeriksaan HSG pada wanita. Apabila hal ini dianggap belum cukup dan perlu pemeriksaan dan tindakan yang selanjutnya maka salah satu cara yaitu melalui teknik bedah invasif minimal (laparoscopy)," ujar Ali, dalam webinar bertajuk 'Peran Laparoscopy dalam Program Kesuburan', Jumat (27/8/2021).
"Pada faktanya, operasi laparoskopi mempunyai peran untuk melakukan diagnosis (mendeteksi kelainan) dan sekaligus bisa melakukan terapi (tindakan operasi), kelainan yang sudah dikoreksi dengan laparoskopi akan meningkatkan kesempatan kehamilan," imbuhnya.
Menurut dokter yang bekerja di Siloam Hospitals Surabaya tersebut, apabila wanita belum hamil setelah satu tahun menikah dengan melakukan hubungan suami istri secara teratur, disarankan untuk konsultasi dengan dokter ahli kandungan terlebih dahulu.
Baca juga: Kondisi Terkini Aurel Hermansyah Setelah Umumkan Kehamilannya, Krisdayanti: Cerah Bahagia
"Apabila dicurigai salah satu penyebabnya membutuhkan tindakan laparoskopi dan atau histeroskopi. Seperti timbul rasa nyeri menjelang dan saat menstruasi, hidrosalfing (pembengkakan sauran telur yang berisi cairan), dicurigai ada pelengketan di organ reproduksi yang ada dalam rongga perut, kista yang timbul di indung telur, mioma uteri, polip endometrium, dan pendarahan pada rahim yang tidak normal," ungkap Ali Mahmud.
Apa itu Laparoskopi?
Ali memaparkan laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit.
Prosedur ini juga dikenal sebagai operasi lubang kunci atau operasi invasif minimal.
Melalui tindakan laparoskopi dengan menggunakan alat laparoskop, pasien bisa menghindari sayatan besar yang biasa dilakukan pada operasi konvensional.
Laparoskop berbentuk seperti sebuah tabung kecil. Alat ini dilengkapi dengan cahaya dan kamera.
"Operasi laparoskopi juga dapat membantu mengatasi beberapa kasus seperti halnya hamil di luar kandungan, membantu menegakkan diagnostik yang berhubungan dengan fertilitas, histerektomi (angkat kandungan), endometriosis, kista bahkan prolas uteri," katanya.