Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan penglihatan serta kebutaan saat ini masih menjadi masalah secara global.
Hal ini pun turut berpengaruh pada kondisi mental penderitanya.
Data dari World Report On Vision tahun 2019 menunjukkan penduduk dunia yang mengalami gangguan penglihatan hingga kebutaan mencapai sekitar 2,2 miliar.
Namun, langkah pencegahan sebenarnya bisa dilakukan terhadap 1 miliar penderitanya.
Dokter Spesialis Mata dan Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dr Aldiana Halim SpM MSc mengatakan para penderita katarak masih memiliki kemungkinan untuk melihat kembali.
Baca juga: Waspadai Katarak: Ketahui Faktor Risiko, Gejala, serta Penanganannya
Ia pun mengupayakan agar para penderita gangguan penglihatan termasuk katarak mendapatkan pelayanan yang optimal untuk mengembalikan kondisinya matanya.
Namun, ini tergantung pada tiap pasien, apakah ia memiliki komplikasi atau tidak.
"Kalau dia dioperasi dan tidak ada komplikasi lain, kemungkinan mereka untuk dapat melihat kembali sangat besar," kata dr Aldiana dalam virtual conference bertajuk'Hari Penglihatan Sedunia 2021, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Kurang Kesadaran Periksakan Mata, Banyak Pasien Katarak Baru Periksa Saat Stadium Lanjut
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan 81 persen kebutaan mata disebabkan oleh katarak.
Ini berdasar pada hasil survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) dan Badan Litbangkes Kemenkes pada usia 50 tahun ke atas.
"Angka kebutaan Indonesia mencapai 3 persen dan 81 persen (diantaranya) karena katarak," jelas Maxi.