Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker payudara saat ini menjadi penyakit dengan kasus terbanyak dialami perempuan di Indonesia, ini terjadi sejak awal 2000-an.
Padahal sebelumnya, kanker ini menempati urutan kedua setelah kanker serviks.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi, dr. Bob Andinata, Sp.B(K). Onk., mengatakan sebelum tahun 2000-an, kasus kanker payudara di Indonesia belum menempati urutan pertama.
Karena saat itu, kanker serviks yang paling banyak dialami kaum perempuan di Indonesia.
Baca juga: Cegah Kanker Serviks Lewat Vaksinasi HPV
Baca juga: Kanker Payudara Serang Generasi Muda, Upaya Preventif Harus Masif
"Dulu tahun 1990-an saya melihat bahwa kanker di dunia, di Indonesia (khususnya) yang terbanyak adalah kanker serviks, payudara nomor 2," ujar dr. Bob, dalam Pink Webinar series bertajuk 'Quality Life After Breast Cancer', Jumat (15/10/2021).
Lalu pada tahun 2000-an, kata dia, angka penderita kanker payudara pun melonjak, bahkan berhasil menggeser jumlah penderita kanker serviks.
"Begitu di tahun 2010-2020, kita sama-sama melihat bahwa angka pertumbuhan kanker payudara melejit. terhitung di 2000-an awal, kanker payudara sudah melampaui angka kanker serviks," kata dr. Bob.
Menurut data yang dimiliki Grobogan 2020, dalam setahun, angka kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 65.858 atau 16,6 persen.
Jika dibandingkan kasus kanker lainnya yang tercatat, angka ini tentu lebih besar.
Persentase kasus kanker payudara ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan jumlah kasus kanker serviks yang mencapai 9,2 persen pada periode yang sama.
Jika dilihat dari data tersebut, kata dia, maka ada 182 kasus yang tercatat per harinya.
"Kalau kita bagi dalam 1 tahun saja ada 65.000 kasus, itu berarti 182 kasus per hari, atau 7,6 kasus per jam. Dan kalau dalam menit, itu berarti 1 pasien kanker payudara terdiagnosis setiap 8 menit," pungkas dr. Bob.
--