Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih banyak beberapa kepercayaan di kalangan masyarakat yang terkadang membawa dampak tidak baik.
Satu di antaranya larangan pada makanan tertentu yang padahal, kaya akan manfaat.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo, Sp.OG(K).
Adapun masih ada beberapa kepercayaan pantangan mengonsumsi makanan tertentu dan masih di percaya oleh masyarakat.
Baca juga: BKKBN Sebut Jarak Optimal Anak untuk Hindari Stunting
Demikian yang kerap dihadapi BKKBN dalam mencegah stunting.
"Ada pemahaman makan ikan itu nanti ada penyakit tertentu, misalnya cacingan. Daerah pesisir ada yang gak makan ikan padahal hasil ikan melimpah? Anu pak takut cacingan kalau makan ikan akhirnya dikasih tahu dan tempe," ungkap Hasto dalam Live Talkshow Tribunnews, Jumat (29/10/2021).
Padahal ketimbang dijual seluruhnya, anak-anak seharusnya juga diajak untuk mengonsumsi ikan yang kaya akan zat penting.
Kemudian ada juga mitos terkait ibu hamil yang tidak boleh makan terlalu banyak telur. Ibu hamil yang banyak mengonsumsi telur dipercaya bayinya akan lahir dengan gangguan mata.
Baca juga: Tidak Hanya Asupan Gizi, Lingkungan Kotor pun Dapat Sebabkan Stunting
"Indonesia masih beberapa daerah punya anggapan tabu. Ini terus yang kita perangi. Ibu-ibu hamil saja mereka banyak takut makan, karena khawatir anak gemuk atau besar," katanya lagi.
Sebagian ibu bahkan membatasi makanan agar berat bayi kecil dan mudah dilahirkan. Padahal menurut Hasto, tindakan tersebut terbilang egois.
"Saya ketemu pasien saya, pengennya anaknya kecil aja. Kalau perlu beratnya gak sampai 2 kilogram. Egois ini, gak boleh. Batas normal itu 2,5 setengah. Anak yang kurang dari 2 kilo risiko tinggi stunting," pungkasnya.