Serangan jantung adalah kondisi di mana aliran darah ke otot jantung, terhambat.
Sementara GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, dan salah satu gejala dari kedua gangguan kesehatan itu adalah nyeri dada.
Tapi nyeri dada saat asam lambung naik diikuti dengan rasa mulas. Bahkan kadang-kadang ada sensasi terbakar yang menyakitkan pada bagian tengah dada atau tepat di belakang tulang dada.
GERD bisa dialami oleh penderita penyakit jantung maupun dengan kondisi sehat.
Yang membuat gejala dua kondisi itu sulit dibedakan karena faktanya sarang di perut dan jantung tidak mengirim sinyal sakit yang jelas pada otak.
Hal tersebut membuat otak kesulitan mendefinisikan rasa sakit tersebut.
"Ini yang menjadi masalah nyata saat mendiagnosis. Faktanya, sekitar setengah dari pasien yang mendapatkan serangan jantung, hanya mengalami sedikit sekali gejala khas atau bahkan tidak sama sekali," ujar spesialis jantung, Stephen Kopecky, MD dari Baltimore Naval Hospital di Amerika Serikat.
Menurut National Institute Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, seseorang yang mengalami asam lambung lebih dari dua kali dalam sepekan berpotensi terkena GERD.
Gejala lain dari asam lambung dan GERD ini adalah rasa asam atau tak enak di mulut, bau mulut, kerusakan gigi, kesulitan menelan, mual dan muntah, hingga bersuara serak.
Kopecky menjelaskan terdapat kunci yang pasti dalam membedakan keluhan dua kondisi itu.
Pertama, jika masalahnya berkaitan dengan jantung, area jantung akan terasa seperti ditekan, lebih kencang, dan terbakar.
Nyeri juga akan terasa bila usai menjalani olahraga atau tengah mengalami stres berat.
Nyeri akan menjalar ke pungung, leher, lengan dan rahang disertai keringat, pusing, mual, sesak atau nadi tidak beraturan. Namun durasi nyeri tak lama hanya sekitar 5-10 menit.
Jika GERD terjadi, rasa nyeri akan lebih tajam pada dada jika baru mengomsumsi makanan berlemak atau pedas dan akan berkurang atau bertambah saat berubah posisi.