News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menkes: Isu Gizi Sudah Jadi Perhatian Sejak 1934 Hingga Saat Ini

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dalam webinar Bappenas bertajuk 'Bergerak Cegah Obesitas', Jumat (12/11/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa permasalahan terkait gizi di Indonesia telah menjadi perhatian pemerintah sejak 1934 silam.

Penanganan terhadap isu gizi ini pun terus dilakukan untuk mencapai perbaikan.

Namun pada masa Perang Dunia II hingga kemerdekaan Indonesia pada 1945, upaya ini sempat mengalami penurunan.

"Sejak tahun 1934, masalah gizi di Indonesia sudah menjadi perhatian dan penanganan. Hanya saja kegiatan bidang gizi, menurun dalam masa Perang Dunia kedua sampai kemerdekan Republik Indonesia di tahun 1945," ujar Budi Gunadi, dalam webinar Bappenas bertajuk 'Bergerak Cegah Obesitas', Jumat (12/11/2021).

Baca juga: Menkes Jelaskan Enam Transformasi Kesehatan yang Disiapkan untuk Hadapi Pandemi di Masa Depan

Baca juga: Cut Meyriska Akui Roger Danuarta Mengizinkannya untuk Beradu Akting dengan Aktor Lain

Ia kemudian menjelaskan bahwa upaya perbaikan gizi ini kembali berlangsung lima tahun setelah Indonesia merdeka.

"Pada perkembangannya, upaya perbaikan gizi masyarakat Indonesia ini kembali berjalan sejak tahun 1950," kata Budi Gunadi.

Hingga akhirnya fokus itu berlanjut ke masa kini dengan adanya transformasi kelembagaan terkait isu gizi ini.

Lembaga itu, kata Budi Gunadi, kini disebut sebagai Direktorat Gizi Masyarakat.

"Lembaga Makanan Rakyat saat ini bertransformasi sebagai direktoran gizi masyarakat, dibentuk untuk mempelajari kesehatan penduduk dalm hubungannya dengan makanan, serta memperbaiki konsumsi makanan untuk perbaikan taraf kesehatan penduduk," papar Budi Gunadi.

Budi Gunadi menambahkan, memasuki era milenium, upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh para pakar pun semakin dihadapkan pada berbagai tantangan baru.

Ada proses transisi yang harus dicermati para pakar, mulai dari penanggulangannya hingga bagaimana memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

"Para pakar gizi mulai melihat terjadinya transisi gizi pada masa ini, di mana fokus penanggulangan masalah gizi, kemudian mengarah pada pencegahan efek negatif jangka panjang masalah gizi, termasuk terhadap kualitas sumber daya manusia," pungkas Budi Gunadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini