Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Belajar pada pandemi Covid-19, Indonesia menyiapkan enam transformasi bidang kesehatan dalam menghadapi wabah di masa depan.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2021 yang disiarkan virtual, Jumat (12/11/2021).
"Setiap pandemi membuka kesempatan bagi bangsa cara untuk memperbarui untuk menyempurnakan sistem kesehatan," ungkap Budi.
Baca juga: Aturan Perjalanan Dalam Negeri di Masa Pandemi Covid-19 untuk Semua Moda Transportasi November 2021
Baca juga: Menkes : Ujian Penanganan Covid-19 Ada Saat Libur Nata, Tahun Baru dan Idulfitri
Kementerian Kesehatan sudah mencanangkan enam transformasi kesehatannya yang meliputi :
Pertama adalah transformasi di layanan primer, di mana seluruh Puskesmas maupun klinik yang ada di pelosok Indonesia harus bisa dibantu untuk meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.
Kedua, transformasi layanan rujukan untuk meningkatkan keterbukaan atau akses layanan sehingga seluruh rakyat di Inndonesia yang sakit bisa dengan mudah mendapatkan layanan dengan kualitas yang baik tanpa perlu antri lama tanpa perlu pergi ke luar negeri.
Ketiga, transformasi dari sistem ketahanan kesehatan Indonesia adalah negara selain dikaruniai sumber daya alam yang banyak tapi juga sering mengalami bencana baik itu bencana alam maupun bencana non alam yang memberikan korban yang cukup banyak.
"Kita harus memiliki sistem kesehatan untuk setiap kali ada bencana, kita selalu siap, kita selalu siaga dan kita selalu bisa melayani rakyat yang menjadi korban dari bencana tersebut," ungkap mantan dirut Bank Mandiri.
Keempat, transformasi di sistem pembiayaan kesehatan.
"Kita harus bisa menciptakan pembiayaan yang berkesinambungan, yang bisa memberikan layanan yang adil dan merata ke seluruh rakyat Indonesia tapi juga dalam skala yang bisa ditanggung secara berkesinambungan oleh negara," harap menkes.
Kelima, transformasi di bidang sumber daya kesehatan.
Diakuinya, masih banyak masyarakat yang belum bisa mendapatkan akses ke dokter di pelosok atau dilayani oleh tenaga kesehatan tenaga kesehatan yang seharusnya belum memenuhi standarnya.
"Oleh karena itu jumlah tenaga kesehatan, sebaran tenaga kesehatan dan kualitas dari tenaga kesehatan harus kita pastikan memberikan akses dan layanan kepda seluruh rakyata Indonesia," ungkap Budi.