Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) merupakan makanan atau minuman bergizi seimbang.
MPASI diberikan kepada bayi saat berusia 6 hingga 24 bulan dengan takaran tertentu guna memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Karena kebutuhan gizi pada anak memang meningkat seiring berkembangnya usia.
Hal ini diungkapkan oleh ahli gizi Qonita Rachmah S Gz M Sc. ASI tidak saja cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut.
Baca juga: Kandungan Gizi Hati Ayam, Baik untuk MPASI, Ini Penjelasan Dokter
Baca juga: Anak Zaskia Adya Mecca Makan Nanas untuk MPASI, Apa Manfaatnya?
"Jadi wajib MPASI saat memasuki usia 6 bulan," ungkapnya pada webinar secara virtual, Jumat (12/11/2021).
Namun ia mengatakan ada empat prinsip yang harus dipegang. Pertama memberikan MPASI tepat waktu, yaitu saat anak berusia 6 bulan.
Kedua, jumlah MPSI mencukupi kebutuhan anak sesuai usianya.
Ketiga aman bersih dan, higienis, dalam penyiapan dan pemasakan. Benar-benar diperhatikan untuk menghindari kontaminasi dengan bakteri atau virus.
Baca juga: MPASI untuk Anak Tidak Harus Mahal karena Bukan untuk Gaya-Gayaan
Keempat diberikan dengan cara yang benar. Jangan memberikan makanan anak secara paksa dan marah-marah. Karena hal ini malah memperburuk hubungan antara ibu dan anak.
"Anak pun menjdi trauma saat diberi makan. Padahal proses makan harus dibuat semenyangkan mungkin. Sehingga memahami kalau harus makan supaya sehat, dan mendapatkan cita cita dinginkan dan seterusnya," kata Qonita lagi.
Lantas bagaimana jika MPASI diberikan pada anak kurang dari usia 6 bulan?
Pertama dapat memengaruhi produksi ASI. Anak cepat kenyang dengan MPASI sehingga, tidak lagi membutuhkan ASI.
Kedua, permintaan anak untuk menyusui menurun. Akibatnya imunitas pada ASI kurang maksimal karena supply demand terganggu. Anak berisiko mengalami infeksi seperti diare.
Ketiga, Qonita pun menyebutkan jika ibu berisiko hamil kembali. Bagi beberapa ibu hal ini menjadi sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan jika anak telat diberikan MPASI maka akan berdampak lain.
"Kebutuhan energi tidak terpenuhi sehingga kekurangan energi dan zat gizi. Sehingga tumbuh kembang anak terganggu dan risiko stuting juga semakin tinggi. Selain itu anak berisiko mengalami malnutirisi dan defesiensi zat gizi mikro tertentu," pungkasnya.