Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat kita sadar pentingnya menjaga kesehatan paru-paru. Salah satu penyakit yang diwaspadai adalah pneumonia.
Pneumonia secara umum adalah adanya peradang pada paru. Peradangan ini bisa disebabkan oleh adanya mikroorganisme.
Bisa karena jamur dan virus. Kadangkala bisa pula karena terpapar zat kimi tertentu.
Menurut dr. Adri Rusli Sp P (K), Pneumonia dapat menyerang yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hipoksia.
Hipoksia adalah kondisi rendahnya kadar oksigen di sel dan jaringan.
Karenanya, paru-paru tidak bisa bertukar oksigennya dan melepaskan zat CO2. Jika tidak ditangani dan dibiarkan parah, maka bisa menyebabkan kematian.
"Tergantung dari derajatnya. Kita dari dokter paru-paru menyebutkan jika Pneumonia memiliki tahap satu sampai lima. Sampai kelima itu tingkatnya sudah parah sekali," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Lansia Dianjurkan Melakukan Vaksinasi Pneumonia Agar Tak Mudah Terpapar
Baca juga: Jangan Sembarang, Perhatikan Penggunaan Antibiotik, Ketahui Risikonya
Di sisi lain, dr Adri mengatakan jika pneumonia bisa menular. Oleh karenanya, jika sedang tidak sehat, disarankan untuk tidak beraktivitas lalu beristirahat di rumah.
Kemudian lakukan etika batuk, sehingga kuman di dalam saluran pernapasan tidak menular pada orang banyak.
Pada dasarnya pneumonia tidak seberat TBC dan Covid-19 yang sama-sama menyerang paru-paru.
Hanya saja, pneumonia cukup rentan pada mereka yang mengalami penyakit komorbid. Dan juga orang-orang yang memiliki imun rendah.
Untuk orang lanjut usia juga perlu berhati-hati karena mereka rentan terkena penyakit.
Untuk mengatasi risiko pneumonia sebenarnya sederhana. Lakukan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan. Lalu tetap waspada saat berada di luar untuk menghindari penularan.
"Tolong dijaga pola hidupnya, makannya, sama hindari kontak langsung dengan orang yang sakit. Kalau dia batuk tolong beli masker. Cuci tangan jangan lupa. Mudah-mudahan belajar dari Covid-19. Walau kasus mereda tetap patuhi prokes," pungkasnya.