News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesehatan

Kenali Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Berikut Gejala dan Faktor Risikonya

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi paru-paru. Berikut penjelasan mengenai Penyakit Paru Obstrukssif Kronik (PPOK) lengkap dengan gejala dan faktor risikonya.

TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai Penyakit Paru Obstruksif Kronik (PPOK) lengkap dengan gejala dan faktor risikonya di dalam artikel ini.

Melansir karawangkab.go.id, PPOK adalah peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang.

PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek).

Namun PPOK sering berkembang menjadi dua kondisi.

Di antaranya, bronkitis kronis dan emfisema.

Baca juga: Gejala, Faktor Penyebab hingga Cara Cegah Kanker Paru, Jenis Kanker Nomor 1 pada Laki-laki Indonesia

Bronkitis Kronis adalah kerusakan terjadi pada saluran bronkus.

Sedangkan emfisime adalah kerusakan terjadi pada alveolus.

Lalu apa saja gejala dan faktor risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)?

Baca juga: Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): Gejala, Faktor Penyebab, hingga Cara Mencegahnya

Baca juga: Diduga Derita Kanker Paru-paru, Max Sopacua Sudah Satu Bulan Lebih Dirawat di Dua Rumah Sakit

Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Dilansir kemkes.go.id, berikut gejala PPOK:

1. Sesak Napas

Sesak napas terjadi saat serangan berlangsung atau biasanya serangan terjadi sehabis melakukan aktifitas berat seperti berolahraga berat ataupun terkena stres. Udara yang tidak bersih juga bisa memicu gelaja PPOK.

2. Batuk-batuk kronis

Batuk yang tak kunjung sembuh bisa merupakan gejala PPOK. Biasanya PPOK yang disertai dengan batuk yang tak kunjung sembuh akan mengarah ke TBC. Virus TBC akan menjangkiti ketika batuk menjangkiti terus menerus dan tidak sembuh. Perlu penanganan secara serius agar tidak terinfeksi virus TBC.

3. Spum (batuk berdahak)

Batuk berdahak akan menyisakan spum atau dahak di paru-paru. Spum di paru paru ini akan sangat produktif dalam memproduksi bakteri yang akan menggerogoti kekebalan tubuh. Gejala PPOK ini juga akan menyebar ke organ tubuh lain. Tubuh lemas dan muka pucat serta konsentrasi yang tidak konsisten juga merupakan gejala dari PPOK. Pada PPOK akut, maka gejala akan diperparah dengan diikuti hal-hal berikut, seperti:

4. Sesak Napas Akut

Sesak napas dengan periode sering dan paling parah ketika menderita batuk dan pilek.

5. Disertai Menggigil

Badan akan mengalami temperatur tinggi atau panas yang disertai dengan menggigil karena melakukan perlawanan melawan virus dan bakteri yang berkembang di dalam paru paru.

6. Batuk Bertambah dan Sputum Meningkat (Dahak)

Batuk yang merupakan gejala utama sangat mengindikasikan apakah PPOK bertambah parah atau tidak. Perhatikan kuantitas dari sakit batuk tersebut. Jika makin sering perlu diberikan tindakan lebih lanjut.

7. Sputum Berubah Warna

Perhatikan warna dari Sputum. Sputum yang terdiri dari bakteri akan berubah warna yang mengidentifikasikan ada bakteri terdapat di dalam paru paru.

8. Perubahan Perilaku Fisik

Pada penderita PPOK, keadaan fisik bisa terjadi tanpa pola. Biasanya ciri fisik seperti lesu, lemas ataupun depresi merupakan efek samping dari PPOK.

Faktor Risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Dikutip dari karawangkab.go.id, berikut faktor risiko PPOK:

- Rokok

Pajanan asap rokok pada perokok aktif maupun pasif merupakan faktor utama penyebab PPOK serta sejumlah penyakit pernapasan lainnya. Diperkirakan, sekitar satu dari empat orang perokok aktif mengidap PPOK.

- Usia:

PPOK akan berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Gejala penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35 hingga 40 tahun

- Pajanan Polusi Udara:

Misalnya asap kendaraan bermotor, debu jalanan, gas buangan industri, briket batu bara, debu vulkanik gunung meletus, asap kebakaran hutan, asap obat nyamuk bakar, asap kayu bakar, asap kompor, polusi di tempat kerja (bahan kimia, debu/zat iritasi, dan gas beracun)

- Faktor Keturunan:

Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap PPOK, Anda juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang sama.

Cara Mengatasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Ditulis oleh kemkes.go.id, berikut cara mengatasi PPOK tahap I:

1. Motivasi dan Pengetahuan untuk Berhenti Merokok

Masyarakat harus mengubah pandangan mengenai merokok.

Berhenti merokok dan menggantinya menjadi kebiasaan sehat merupakan inti terapi dari PPOK.

2. Elemen dari Farmakoterapi, yaitu Bronkodilator, Steroid, Mukolitik, dan Antioksidan

3. Terapi non-farmakologis

4. Rehabilitas

Pelatihan untuk meningkatkan stamina fisik seperti latihan memperkuat stamina, serta latihan pernapasan.

Selain itu, penderita PPOK harus rajin menjalani terapi guna meningkatkan kemampuan fisik dalam menghadapi serangan PPOK.

5. Terapi Oksigen

Terapi oksigen untuk jangka waktu yang lama (kurang lebih 15 jam sehari) untuk memasukkan udara segar ke dalam paru-paru.

Sementara itu, terapi oksigen memungkinkan para pendirita PPOK untuk membersihkan paru-parunya yang tercemar dengan polusi udara.

6. Nutrisi

Perbaikan nutrisi serta keseimbangan gizi yang dimiliki akan membentuk kekebalan tubuh yang berimplikasi pada berkurangnya kadar PPOK.

Cara mengatasi PPOK tahap II adalah melalui vaksin.

Sementara itu, vaksin yang bermanfaat untuk mencegah PPOK Eksaserbasi akut adalah vaksinasi influenza dan pneumokok.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini