Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Angka kematian ibu saat persalinan di Indonesia masih tinggi. Bahkan 74 persen terjadi di rumah sakit.
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyatakan, hal itu terjadi karena keterlambatan rujukan saat proses persalinan.
"Ternyata kematian terbesar terjadi justru di rumah sakit. Artinya bahwa keterlambatan rujukan ke rumah sakit menyebabkan proses persalinan yang harusnya sudah lebih dini dirujuk ke rumah sakit menjadi terlambat," ujar Dante dalam peringatan Hari Ibu secara virtual, Kamis (25/11/2021).
Baca juga: Dua Minggu Lagi Nagita Slavina Diprediksi Melahirkan Adik Rafathar, Raffi Ahmad Jadi Suami Siaga
Baca juga: Wamenkes Dante Saksono Ingatkan Segera Obati Diabetes Sejak Dini untuk Cegah Komplikasi
Menurut Dante, identifikasi dan pemeriksaann pada saat hamil harus diperkuat. Pemeriksaan kehamilan yang sebelumnya dilakukan 4 kali, kini dinaikkan 6 kali. Dua diantaranya harus dengan pemeriksaan dokter.
Melalui pemeriksaan USG ini, rujukan ke rumah sakit bisa dilakukan lebih awal.
Sebagai contoh apabila terdapat plasenta letak rendah atau solusio plasenta ini akan membawa implikasi persalinan dengan perdarahan yang lebih besar dan ini hanya bisa diatasi dengan menggunakan alat ultrasonografi.
Kemudian, mendeteksi ukuran bayi yang besar melebihi ukuran bayi pada umumnya untuk persalinan normal atau pervaginam.
"Sehingga apabila melakukan persalinan nanti maka persalinannya bisa sudah direncanakan ke rumah sakit. Sehingga angka kematian di rumah sakit bisa ditekan kematian ibu bisa ditekan," ungkap Dante.
**Pemeriksaan USG Bisa Dilakukan di Puskesmas**
Kini pemeriksaan ultrasonografi (USG) di masa kehamilan dapat dilakukan di Puskesmas.
Kementerian Kesehatan membagikan 447 alat USG ke Puskesmas di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Sementara, tahun depan akan kembali dibagikan sekitar 4.180 alat USG ke seluruh Puskesmas.
"Jadi Puskesmas sudah bukan lagi pelayanan untuk yang generik lagi tapi kita ingin advance," imbuhnya.
Dante mengatakan, ratusan dokter Puskesmas telah dilatih untuk menggunakan alat ultrasonografi.
"Sehingga dokter Puskesmas nanti bisa menggunakan alat ultrasonografi ini secara maksimal, alat yang gampang kita gunakan yang portable sehingga bisa menjangkau daerah remote area," kata Dante.