Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini daftar makanan yang baik dikonsumsi untuk mempercepat penyembuhan penyakit Pneumonia.
Mengutip dari The Health, Pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus.
Infeksi ini menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru yang umumnya dikenal sebagai alveoli.
Baca juga: Kemenkes Gandeng Pfizer, Atasi Pneumonia hingga Kanker Paru
Cairan atau nanah di alveolus dapat menyebabkan kesulitan bernapas serta demam, batuk, dan menggigil.
Pneumonia umumnya terjadi pada bayi dan orang tua yang berusia di atas 65 tahun karena mereka memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Pneumonia adalah kondisi yang dapat mengancam jiwa seseorang dan harus segera menemui dokter ketika Anda mengalami gejalanya.
Gejala tersebut meliputi nyeri dada, sesak napas, batuk, kelelahan, demam, menggigil, mual, dan muntah.
Pneumonia membutuhkan perawatan dengan obat-obatan yang tepat.
Untuk menunjang penyembuhan penyakit pneumonia, Anda perlu mengonsumsi makanan bergizi dan yang dianjurkan bagi penderita penyakit pneumonia.
Daftar makanan yang dianjurkan untuk penderita penyakit pneumonia
Berikut ini makanan yang baik dikonsumsi bagi penderita pneumonia dikutip dari The Health dan Herzindagi:
1. Jeruk
Jeruk sarat dengan vitamin C yang merupakan antioksidan luar biasa bagi tubuh.
Vitamin C dapat membantu dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya membantu dalam menyingkirkan pneumonia.
Pastikan Anda tidak makan jeruk yang sangat asam saat Anda menderita sakit tenggorokan, karena hal ini malah memperburuk kesehatan.
Selain itu Anda juga dapat mengonsumsi makanan lainnya yang mengandung vitamin C tinggi, seperti lemon, beri, dan kiwi.
2. Makanan Kaya Protein
Mengonsumsi makanan kaya protein bermanfaat bagi orang yang menderita pneumonia.
Makanan seperti telur, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, daging putih dan ikan seperti salmon dan sarden memiliki sifat anti-inflamasi.
3. Sayuran Berdaun Hijau
Sayuran berdaun hijau seperti kangkung, selada, bayam sangat kaya akan nutrisi yang membantu penyembuhan infeksi saluran pernapasan ini.
Sayuran berdaun hijau mengandung antioksidan yang melindungi tubuh dari agen infeksi.
4. Gandum utuh
Ketika seseorang menderita radang paru-paru, efek samping dari penyakit tersebut adalah energi akan terkuras.
Rasa sakit di dada, kesulitan bernapas, pilek dan demam akan menguras energi pasien.
Dalam situasi seperti itu, tubuh Anda membutuhkan dosis energi yang optimal untuk mengisi kembali energi yang hilang.
Pastikan makanan yang Anda konsumsi kaya akan karbohidrat.
Anda bisa mengonsumsi makanan seperti gandum, beras merah, dan quinoa.
Vitamin B membantu menjaga suhu tubuh dan selenium memperkuat sistem kekebalan tubuh.
5. Kunyit
Kunyit memiliki sifat anti-inflamasi yang mengurangi nyeri dada, nyeri ini merupakan salah satu gejala awal pneumonia.
Kunyit bertindak sebagai mukolitik, yang berarti membantu menghilangkan lendir dan radang selaput lendir hidung dari saluran bronkial dan membuat pernapasan lebih lega.
6. Yogurt
Yogurt dikenal mengandung bakteri baik yang bermanfaat bagi tubuh.
Yogurt mengandung probiotik yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba penyebab pneumonia.
Baca juga: Mengenal Pneumonia: Berikut Penyebab, Faktor Risiko, Cara Mengobati, dan Pencegahannya
7. Madu
Pasien pneumonia harus mengonsumsi madu karena madu dapat meredakan gejala pilek, batuk, dan tenggorokan yang tidak nyaman.
Anda bisa menambahkan madu ke minuman Anda atau mengonsumsinya secara langsung.
8. Jahe
Jahe dapat digunakan dalam mengobati hampir semua penyakit pernapasan dan juga bermanfaat untuk pasien pneumonia.
Jahe membantu mengurangi nyeri dada sebagai penyebab pneumonia.
Selain itu pastikan sistem imun Anda tetap aktif agar penyakit ini tidak semakin merugikan Anda.
Makanlah makanan yang seimbang dan jauhi alkohol.
Lakukan olahraga setiap hari selama kurang lebih 30 menit untuk menjaga tubuh tetap bugar dan gesit.
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebelum mengikuti saran memakan seperti yang disebutkan dalam artikel ini, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda.
(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)
Baca juga artikel lainnya terkait Pneumonia