TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan terkait penyakit pneumonia dari gejala hingga cara penangannya pada artikel ini.
Pneumonia merupakan infeksi yang menyerang paru-paru Anda pada bagian tempat pertukaran oksigen dan karbiondioksida atau alveoli.
Alveoli tersebut kemungkinan terisi berbagai macam cairan yang dapat menyebabkan gejala lanjutan seperti batuk dan demam.
Lalu seperti apa gejala yang dapat terlihat ketika terkena pneumonia dan bagaimana cara menanganinya?
Baca juga: 8 Manfaat Cokelat Hitam untuk Kesehatan: Tingkatkan Kesehatan Jantung hingga Cegah Diabetes
Baca juga: Mengenal Apa Itu Demensia: Dari Gejala, Tipe-Tipenya, hingga Cara Penanganannya
Berikut penjelasannya dikutip dari lung.org.
Apa itu Pneumonia
Pneumonia disebabkan secara umum oleh bakteri pneumonia yang sering ditangani secara medis.
Gejala yang diakibatkan oleh bakteri pneumonia dapat meningkat secara perlahan atau bahkan sangat cepat.
Kemudian untuk variasi gejala begitu bermacam-macam bagi beberapa tingkatan umur.
Bayi dan anak-anak mungkin tidak terlalu terlihat ketika terkena pneumonia.
Namun apabila mereka sering muntah, terkena demam diikut oleh batuk, hingga merasa lelah maka bisa dikatakan terkena penyakit pneumonia.
Sedangkan bagi penderita dewasa atau lanjut usia yang memiliki rekam jejak penyakit serius atau sistem imun yang lemah akan semakin tidak terlihat gejalanya.
Sayangnya bagi orang yang juga mungkin memiliki penyakit paru-paru kronis dan sekaligus terkena penyakit pneumonia akan semakin parah.
Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia biasanya sangat tidak terlihat sehingga baru terdiagnosa setelah dalam kondisi parah.
Respon tubuh Anda terhadap pneumonia tergantung dari tipe kuman yang menyebabkan infeksi, umur Anda dan kesehatan secara keseluruhan.
Lalu berikut gejala-gejala umum yang dapat berkaitan dengan pneumonia:
- Batuk yang memproduksi lendir berwarna hijau, kuning, atau bahkan berbentuk darah.
- Demam yang berkeringat sekaligus membuat mengigil.
- Nafas pendek.
- Tersengal-sengal ketika bernafas.
- Nyeri pada dada yang sangat terasa dan semakin parah ketika sedang bernafas secara dalam atau batuk.
- Kehilangan nafsu makan, merasa tidak memiliki energi, dan kelelahan.
- Mual dan muntah bagi penderita anak-anak.
- Merasa bingung bagi penderita orang dewasa.
Apabila Anda atau salah satu anggota keluarga terlihat mengalami gejala yang disebutkan di atas maka segera hubungi dokter.
Ditambah apabila Anda atau anggota keluarga dalam kategori umur lebih dari 65 tahun ke atas, anak-anak berumur 2 tahun atau di bawahmya, atau memiliki sistem imun yang rendah.
Selain itu apabila anggota keluarga Anda memiliki kondisi yang sangat lemah dengan penyakit bawaan maka terkena pneumonia akan semakin memperparah kondisi tubuh.
Cara Mendiagnosa Pneumonia
Pneumonia terkadang sangat sulit untuk didiagnosa karena gejala yang diperlihatkan begitu bermacam-macam dan sering terlihat seperti hanya terkena demam atau influenza.
Kemudian ketika sudah dibawa ke rumah sakit atau klinik maka dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan seperti:
Riwayat Medis
Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami serta riwayat terjangkitnya.
Sehingga untuk mencari tahu jika infeksi Anda disebabkan ole bakteri, virus, atau jamur maka dokter akan menanya beberapa kemungkinan pertanya seperti:
- Riwayat perjalanan
- Jenis pekerjaan
- Riwayat kontak fisik dengan binatang
- Apakah tertular dengan orang sakit di rumah, tempat kerja, atau sekolah
- Riwayat penyakit lainnya
Pemeriksaan Tubuh
Dokter akan mencoba mendengarkan paru-paru Anda menggunakan stetoskop.
Sehingga jika terkena penyakit pneumonia maka paru-paru Anda mungkin akan berbunyi ‘krek’, berbual, dan bersuara sengau ketika bernafas.
Tes Diagnosa
Jika dokter sudah memiliki prakiraan Anda terkena pneumonia maka dia akan merekomendasikan beberapa tes untuk mengkonfirmasi diagnosanya dan mengetahui lebih lanjut terkait infeksi yang diderita.
Tes yang dilakukan seperti:
- Tes darah untuk memastikan infeksi yang diidap serta mencoba untuk mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan sakit.
- Rontgen pada bagian dada untuk melihat lokasi dan cakupan peradangan di dalam paru-paru Anda.
- Oksimetri pada nadi untuk mengukur tingkatan oksigen di dalam darah Anda.
Pneumonia dapat mencegah paru-paru Anda untuk menyalurkan oksigen di dalam aliran darah.
- Tes sputum yang dilakukan setelah mendapatkan sampel bakteri yang diperoleh setelah Anda batuk untuk melihat sumber utama dari infeksi.
Kemudian jika Anda merupakan pasien yang beresiko dikarenakan faktor umur atau kesehatan secar keseluruhan maka doket mungkin akan menambahkan beberapa tes seperti:
- CT scan pada dada untuk mendapatkan diagnosa yang lebih baik terhadap paru-paru Anda dan mencari kemungkinan adanya abses atau komplikasi lainnya.
- Analisis gas darah untuk menambahkan oksigen pada sampel darah yang diambil dari pembuluh arteri di pergelangan tangan.
- Mengeluarkan cairan pleural dari jaringan yang mengelilingi paru-paru untuk menganalisis serta mengidentifikasi bakteri penyebab pneumonia.
- Bronkoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk melihat aliran pernafasan pada paru-paru.
Jika Anda dirawat dan pengobatan tidak berjalan dengan baik maka dokter akan melihat apakan terdapat hal lain yang mempengaruhi pernafasan.
Dokter juga memungkinkan untuk mengambil contoh cairan atau biopsi dari jaringan paru-paru Anda.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Kesehatan