News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Daftar QnA WHO Terkait HIV dan AIDS, Perbedaan dengan AIDS hingga Jenis Perawatan Penderita HIV

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Hari HIV/AIDS - Berikut ini daftar QnA WHO terkait HIV dan AIDS, perbedaan dengan AIDS, cara penularan, hingga jenis perawatan penderita HIV; medis dan psikis.

TRIBUNNEWS.COM - Acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS adalah istilah yang merujuk pada kondisi medis yang berhubungan dengan Human immunodeficiency virus (HIV).

Melansir Healtline, HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut AIDS, atau disebut juga sebagai HIV stadium 3.

Dulu, orang yang didiagnosis HIV atau AIDS tidak memiliki harapan hidup.

Namun seiring perkembang penelitian dan teknologi, jenis pengobatan untuk penyakit ini sudah tersedia.

Orang yang terinfeksi HIV dapat mengikuti pengobatan antiretroviral secara teratur agar dapat hidup dalam rentang hidup yang mendekati normal dan lebih lama.

Mengutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut ini pertanyaan yang sering muncul terkait HIV dan AIDS serta jawaban dari WHO.

Baca juga: Waspada! Ini 5 Penyakit yang Belum Ditemukan Obatnya, Ada HIV-AIDS dan Kanker

Daftar QnA (Question and Answer) Seputar HIV dan AIDS

1. Apa itu HIV?

Ilustrasi virus HIV (Freepik)

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menargetkan sel-sel sistem kekebalan (sel CD4), yang membantu tubuh merespons infeksi.

Di dalam sel CD4, HIV bereplikasi, merusak dan menghancurkan sel.

Sistem kekebalan akan melemah hingga tidak dapat lagi melawan infeksi dan penyakit, jika tidak mendapat pengobatan yang efektif dari kombinasi obat antiretroviral (ARV).

2. Apakah AIDS berbeda dengan HIV?

AIDS adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh HIV yang telah mengalami perkembangan.

Orang yang menderita AIDS disebut sebagai penderita HIV stadium 3.

Pada kondisi stadium 3, HIV menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan tubuh.

Kondisi ini berbeda-beda pada setiap penderita AIDS karena tingkat infeksi dan gejala yang bervariasi, tergantung kondisi tubuh.

AIDS juga dikenal secara kolektif sebagai infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis, pneumonia, dan lain-lain.

3. Tanpa pengobatan, seberapa lama penderita HIV dapat hidup?

Untuk penderita HIV yang tidak didiagnosis atau memakai Antiretroviral Therapy (ART), tanda-tanda penyakit terkait HIV dapat berkembang dalam 5-10 tahun, namun kemungkinan lebih cepat.

Waktu antara penularan HIV dan diagnosis AIDS biasanya 10-15 tahun, namun biasanya lebih lama.

Sebagian kecil penderita yang berhasil mengendalikan infeksi HIV tanpa ART.

Sayangnya, situasi ini sangat jarang dan kebanyakan penderita akan membutuhkan ART untuk menghindari sakit yang parah.

4. Bagaimana HIV ditularkan?

HIV ditemukan dalam cairan tubuh penderita HIV, termasuk darah, air mani, cairan vagina, cairan dubur dan ASI.

HIV dapat ditularkan melalui:

- Hubungan seksual tanpa kondom dengan penderita HIV;

- Transfusi darah dari darah yang terkontaminasi;

- Berbagi jarum suntik, alat suntik, peralatan suntik lainnya, peralatan bedah atau instrumen tajam lainnya;

- Ibu yang menderita HIV akan menularkan kepada bayinya selama kehamilan, persalinan atau menyusui.

Jika seseorang yang hidup dengan HIV menggunakan ART, maka secara efektif dapat menekan HIV di dalam tubuh, peluang mereka untuk menularkan HIV ke orang lain sangat berkurang.

Baca juga: Penyakit HIV: Berikut Pengertian, Sejarah, Gejala, hingga Tahapan Infeksinya

5. Bagaimana infeksi HIV dapat diobati?

Hingga kini tidak ada obat untuk menghilangkan infeksi HIV, namun penyakit ini dapat diobati dengan menggunakan terapi Antiretroviral, yang bekerja dengan menghentikan replikasi virus.

Terapi Antiretroviral dapat menurunkan tingkat virus ke tingkat yang rendah dalam tubuh sehingga sistem kekebalan akan berfungsi secara normal.

Penderita HIV dapat menikmati kesehatan yang baik dengan cara mematuhi pengobatan dan pengobatan tetap efektif.

Selain itu, kemungkinan untuk menularkan HIV ke orang lain menjadi lebih kecil ketika pengobatan berhasil.

6. Apa artinya HIV "tidak terdeteksi"?

Beberapa penelitian menunjukkan penderita HIV memiliki viral load “tidak terdeteksi” atau tidak dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Penderita yang “tidak terdeteksi” karena terapi Antiretroviral telah mengurangi tingkat virus dalam tubuh.

Pemantauan viral load dan konfirmasi viral load "tidak terdeteksi" perlu dilakukan oleh profesional kesehatan sebagai bagian dari perawatan medis rutin untuk orang dengan HIV.

Sayangnya, di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, tes viral load tidak tersedia secara konsisten, sehingga banyak penderita HIV tidak dapat melakukan tes.

7. Penyakit apa yang dapat mempengaruhi penderita HIV?

Ilustrasi penderita Tuberkulosis ()

Penderita yang tidak melakukan terapi Antiretroviral, tidak dalam pengobatan, dan tidak melakukan pengobatan konsisten, berpotensi mengembangkan HIV di dalam tubuh.

Infeksi HIV dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Tuberkulosis (TB) adalah penyebab kematian nomor satu di antara penderita HIV di Afrika, dan penyebab utama kematian di antara orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia.

Skrining gejala TB secara rutin dan inisiasi terapi Antiretroviral secara dini dapat meningkatkan kesehatan penderita HIV.

Koinfeksi HIV umum lainnya termasuk hepatitis B dan C pada beberapa populasi.

Jika penderita HIV menua dan hidup lebih lama, kemungkinan tidak akan berkembang menjadi AIDS, namun dapat menderita penyakit lain seperti penyakit jantung, kanker dan diabetes.

Baca juga: Perbedaan HIV dengan AIDS, Virus yang Rusak Sel dan Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh Penderita

8. Bagaimana cara melakukan tes HIV?

Penderita HIV akan menghasilkan sistem kekebalan (antibodi) terhadap virus.

Tes darah atau air liur dapat mendeteksi antibodi tersebut untuk menentukan apakah ada virus.

Diperlukan beberapa minggu setelah penularan agar tes antibodi HIV kembali positif.

Tes lain adalah tes antigen, yaitu mendeteksi protein yang diproduksi oleh virus dan antibodi.

Sedangkan, tes AIDS lebih rumit.

Penyedia layanan kesehatan harus menghitung sel-sel kekebalan (sel CD4) yang telah hancur karena HIV agar dapat mendiagnosis apakah HIV telah berkembang menjadi stadium 3.

Seseorang tanpa HIV dapat memiliki 500 hingga 1.200 sel CD4.

Ketika sel telah turun menjadi 200, maka penderita HIV dianggap memiliki HIV stadium 3.

9. Bagaimana cara mencegah penularan HIV secara seksual?

Faktor utama secara global, HIV ditularkan melalui hubungan seks melalui dubur dan qubul tanpa kondom.

Kombinasi pencegahan yang efektif digunakan, sebagai berikut:

- Menggunakan kondom secara konsisten dan benar.

- Untuk orang HIV-negatif harus menggunakan profilaksis HIV sebelum menggunakan rangkaian obat antiretroviral untuk mencegah penularan HIV.

- Untuk orang yang hidup dengan HIV, menggunakan terapi Antiretroviral untuk mengurangi viral load ke tingkat yang tidak terdeteksi.

- Menyadari status seseorang untuk mempromosikan perilaku seksual yang kurang berisiko.

10. Jenis perawatan lain apa yang dibutuhkan penderita HIV?

Penderita HIV dapat melakukan konseling dan dukungan psikososial untuk memastikan mereka benar-benar “hidup dengan baik” dengan HIV.

HIV dapat dikelola, namun merupakan penyakit kronis seumur hidup, sehingga penderita memerlukan dukungan dengan kesehatan mental.

Mereka juga membutuhkan akses ke nutrisi yang baik, air yang aman, dan kebersihan lingkungan.

Pemerintah dan lingkungan masyarakat dapat memberikan pengobatan dan perawatan melalui layanan kesehatan primer kepada penderita HIV.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Kesehatan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini