Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manfaat kemajuan teknologi ini terhadap pasien, misalnya dapat mempermudah pasien, membuat pasien lebih nyaman, mempercepat proses pemulihan, sehingga terwujud perbaikan positif pada kualitas hidup pasien.
Salah satu terobosan teknologi terbaru dalam ranah bedah saraf adalah spine endoscopy atau endoskopi tulang belakang.
“Dulu operasi bedah terbuka pada tulang belakang merupakan prosedur pengobatan atau penanganan untuk membantu mengatasi beragam masalah yang mengakibatkan nyeri pada tulang belakang,” papar Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP, staf medis RSU Bunda saat webinar bertema Metode Dekomperasi Saraf Terjepit Tulang Belakang Generasi Terkini secara daring belum lama ini.
Namun, kini kemajuan teknologi juga sudah merambah di bidang pain management.
“Permasalahan pada tulang belakang kini tidak perlu lagi dilakukan operasi konvensional atau bedah terbuka seperti dulu.
Cukup minimal, dengan sayatan yang kecil dan proses pemulihan lebih cepat," kata dr. Wawan.
Dalam bidang bedah saraf, endoskopi tulang belakang memiliki banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan operasi terbuka.
Endoskopi tulang belakang yang terdahulu, endoskopi PELD (Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy) atau PSLD (Percutaneous Stenoscopic Lumbar Discectomy), dilakukan hanya dengan satu akses yang dapat menghalangi lapang pandang saat dokter melakukan tindakan.
Selain itu, endoskopi generasi terdahulu ini hanya dapat mengambil tonjolan bantalan tulang dari satu arah saja atau hanya dari belakang.
Baca juga: Penyakit Saraf Penyebab Penurunan Kognitif yang Cepat Dilaporkan Menyebar di Kanada
Terkini, endoskopi tulang belakang sudah lahir generasi ketiga atau yang terbaru yakni Biportal Endoscopic Spine Surgery atau BESS.
BESS merupakan teknologi MISS yang menjadi salah satu solusi untuk membantu mengatasi saraf terjepit, dengan teknik dekompresi sehingga dapat menghilangkan bantalan tulang yang menonjol sehingga tidak lagi menjepit saraf tulang belakang.
Arti dekompresi adalah membebaskan tekanan/jepitan (kompresi) pada saraf tulang belakang.
“Tindakan dekompresi ini dilakukan untuk membantu menghilangkan nyeri dan risiko kelumpuhan akibat adanya jepitan saraf tulang belakang. Tindakan ini dilakukan pada ruas tulang belakang, bantalan tulang belakang, atau sendi yang menyebabkan tekanan pada saraf,” katanya.
Baca juga: Siloam Hospitals Bukukan Rekor 20 Ribu Tindakan Bedah Saraf
BESS sebagai generasi terkini atau terbaru dalam bidang spine endoscopy, jauh lebih unggul dibandingkan dengan yang dulu.
“Memang BESS ini memerlukan dua sayatan. Seperti namanya biportal, yang berarti dua portal (akses). Akses pertama untuk ‘melihat’ dan akses kedua memudahkan dokter ‘bekerja’ mengatasi masalah yang ada di tulang belakang atau mengambil tonjolan bantalan tulang yang menjepit,” katanya.
Dibandingkan endoskopi tulang belakang yang terdahulu, keunggulan BESS ini mencakup lapang pandang lebih luas dan lebih jelas, lebih fleksibel atau dokter leluasa bergerak saat mengoperasikan BESS, dan dapat lebih mudah menjangkau titik yang dituju.
Kemudian lebih stabil, nyeri lebih minimal, meminimalisasi risiko terjadinya infeksi, risiko komplikasi rendah, proses pemulihan cepat, tingkat keberhasilan jangka panjang lebih tinggi dan risiko kerusakan jaringan atau struktur (misalnya otot, pembuluh darah, lapisan lemak) sekitar saraf jauh lebih kecil.
Baca juga: Siloam Dukung Gagasan Jokowi Untuk Wujudkan Ketahanan Kesehatan Global
“BESS merupakan modalitas minimal invasif yang mampu membebaskan jepitan (dekompresi) tanpa mengganggu jaringan sekitarnya, dan juga bisa menghilangkan osteofit atau taji tulang yang bisa menyebabkan nyeri saat Anda beraktivitas atau bergerak.”
“Saya dan tim telah melakukan penelitian dari 120 tindakan BESS pada pasien yang mengalami nyeri akibat saraf terjepit, hasilnya menunjukkan 97% mengalami penurunan nyeri yang dinilai dengan VAS (Visual Analogue Scale). Yang tadinya nyeri di angka 6-9, menurun menjadi angka 0,” jelas dokter yang menekuni ranah pain management dengan teknologi MISS ini lebih lanjut.
VAS adalah skala nyeri yang memvisualisasikan gradasi tingkatan nyeri yang dialami pasien dan paling banyak digunakan oleh praktisi medis atau dokter.
dr. Amiruddin Hamigu, MM, MARS, selaku Kepala RSU Bunda, Jakarta mengatakan, hadirnya teknologi BESS ini bisa memberikan perbaikan kualitas hidup yang jauh lebih baik pada penderita saraf kejepit atau HNP.
Baca juga: Sistem Saraf Manusia: Pengertian Sistem Saraf, Jenis Sistem Saraf, dan Gangguan pada Saraf
Brain and Spine Center hadir di RSU Bunda Jakarta lantai 5, lengkap dengan dokter spesialis bedah saraf terbaik yang dapat memberikan layanan terapi nyeri tulang belakang dan saraf kejepit secara komprehensif dan terpadu.