TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ada banyak hal yang berpotensi menyebabkan usus buntu atau apendiksitis.
Namun dokter spesialis bedah RSA UGM, dr. Nitismara Anugrah Azdy, Sp.B., menuturkan, paling sering terjadi penyumbatan pada usus buntu karena penumpukan feses/kotoran.
"Ini yang menyebabkan iritasi hingga menjadi peradangan di usus buntu,” jelasnya dalam talkshow yang digelar melalui youtube dan IG UGM.
Selain hal itu, usus buntu juga dikarenakan infeksi bakteri. Lalu, pertumbuhan parasit yang menyumbat rongga usus buntu.
Pola makan yang rendah serat, tinggi gula dan lemak, serta kurang minum menjadi faktor risiko yang biasa ditemui memicu usus buntu.
Pasalnya, pola-pola tersebut dapat menghambat proses pencernaan makanan sehingga feses yang dihasilkan keras dan dapat menyumbat usus buntu.
Nitismara menjelaskan, gejala usus buntu yang perlu diwaspadai. Gejala yang paling khas adalah perasaan nyeri di sisi kanan perut bagian bawah.
Baca juga: Tidak Hanya Paru-paru, Merokok Dapat Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis
Selain itu, juga perasaan nyeri di sekitar pusar yang berpindah ke bagian kanan bawah perut, demam, mual serta muntah.
Ia meminta masyarakat untuk tidak mengabaikan jika merasakan gejala-gelaja tersebut. Sebab, usus buntu yang meradang bisa pecah dan isi sumbatan yang mengandung bakteri bisa menginfeksi seluruh organ usus. Apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani bisa mengancam jiwa penderita.
Untuk menghindari agar tidak mengalami peradangan usus buntu, Nitimara pun membagikan sejumlah tips.
Pertama, menjaga pola makan sehat dengan konsumsi makanan tinggi serat. Dengan begitu bisa mencegah sembelit/susah buang air besar.
Lalu, hindari atau kurangi konsumsi makanan dengan kandungan tinggi gula dan tinggi lemak. Sebab, makanan tinggi gula dan lemak bisa menyebabkan sembelit dan meningkatkan risiko infeksi termasuk yang mengakibatkan radang usus buntu.
Berikutnya, hindari juga makanan yang terlalu pedas. Pasalnya, konsumsi makanan pedas bisa mengiritasi usus dan meningkatkan peradangan.
Selanjutnya adalah dengan banyak mengonsumsi air putih misalnya delapan gelas sehari. Dengan banyak minum air putih bisa memaksimalkan kerja usus.
Upaya lain dengan rutin buang air besar. Usahakan untuk bisa buang air besar setiap harinya dan tidak menahan buang air besar. Sebab, jika sering menahan buang air besar dapat meningkatkan risiko penumpukan dan penyumbatan feses pada usus buntu.
“Jangan lupa juga untuk melakukan olah raga,”imbuhnya.