Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pada dasarnya menjadi hal yang wajar jika anak alami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 4-8 kali dalam setahun.
Hal ini diungkapkan oleh Satgas Covid-19 dan UKK Respirologi IDAI, DR dr Nastiti Kaswandani SpA (K).
Namun jika frekuensinya melebihi hal itu, maka perlu jadi perhatian dan kewaspadaan orangtua.
Baca juga: Anak Pilek dan Batuk, Bagaimana Membedakannya dengan Gejala Omicron? Ini Penjelasan Dokter
Baca juga: Bagaimana Cara Sistem Imun Melawan Virus dan Bakteri?
Menurut dr Nastiti, ada beberapa faktor risiko anak terkena lebih sering ISPA.
Pertama dipengaruhi daya tahan tubuh. Ketika daya tahan tubuh lemah maka anak rentan alami gangguan ISPA.
Daya tahan tubuh yang menurun bisa karena punya penyakit yang mendasari. Atau masalah status gizi dan nutrisi yang kurang baik.
Ada pula karena anak kurang beruntung dan mempunyai penyakit jantung bawaan dan ginjal.
Maka sistim imun pun jadi lebih rendah dan menyebabkan risiko ISPA berulang.
Kedua, imunisasi bisa mencegah ISPA dan Pneumonia.
Bagi yang kurang lengkap melakukan imunisasi akan sedikit risiko terkena ISPA.
Begitu pula sebaliknya, tidak melakukan imunisasi dapat sebabkan risiko ISPA.
Ketiga adalah paparan polusi di dalam rumah yaitu asap rokok.
Studi menujukkan anak-anak yang tinggal dengan Orangtua yang perokok, 4 kali lebih tinggi berisiko dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan .
"Walau pun orang rumah tidak merokok di depan anak, tapi menghirup partikel bahaya dari rokok di baju, sofa, dinding tembok, meja. Nah itu menjadikan anak rentan terhadap infeksi saluran pernapasan akut," pungkasnya.