Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Saat pergi ke dokter tak jarang diresepkan obat antibiotik.
Seringkali aturan minumnya selalu sama: harus dihabiskan.
Obat berjenis antibiotik sedikit berbeda dengan obat-obatan lainnya.
Apoteker sekaligus Kepala Instalasi Farmasi dan Sterilisasi RSA UGM, apt. Anggraini Citra Ryshang Bathari, M.Clin.Pharm, mengatakan antibiotik tersebut memiliki tujuan khusus dan cara konsumsi yang sangat mengedepankan dimensi kepatuhan.
Baca juga: Kasus Pasien di Medan Meninggal Usai Disuntik Antibiotik: Keluarga Murka, Dokter Dipolisikan
Baca juga: Pengobatan Inovatif Kanker Bisa Tingkatkan Harapan Hidup Pasien
Citra menjelaskan, antibiotik adalah suatu obat yang bertujuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
Selama masa penyembuhan atau terapi, harus dipastikan konsisten.
Pertama, dosis antibiotik yang dikonsumsi harus tepat. Serta kedua, mengonsumi antibiotik juga harus dilakukan pada waktu dan sebanyak yang telah ditentukan oleh dokter.
“Kita harus menggunakan antibiotik itu dalam waktu yang harus tepat sesuai ketentuan dokter untuk menjamin efektifitasnya. Karena kalau misalkan terlalu sebentar mengonsumsi antibiotik atau terlalu lama, hal itu bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh,” tutur Citra dikuti dari talkshow Kepatuhan Minum Antibiotik.
Bagaimana jika lupa?
Citra mengatakan hal itu bisa ditolerir jika antibiotik tersebut terlambat dikonsumsi dalam 1-2 jam setelah waktu yang sudah ditentukan.
Pasien boleh meminum antibiotik saat itu juga. Namun, jika keterlambatan mengonsumsinya sudah sampai mendekati waktu konsumsi dosis kedua, maka menggandakan meminum antibiotik itu pada waktu konsumsi kedua dalam satu hari yang sama tidak boleh dilakukan.
Pada keesokan harinya, usahakan tidak terlewatkan lagi untuk mengonsumsi sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan.
Selain itu, Citra menuturkan patuh dalam mengonsumsi antibiotik ini beberapa tujuan lain.
Pertama, kepatuhan dalam mengonsumsi ini bertujuan untuk memperkecil risiko terjadinya efek samping.
Citra menjelaskan karena tujuannya untuk membunuh bakteri, antibiotik bisa saja turut menyerang bakteri baik atau bakteri yang bukan menjadi target utama antibiotik.
Kemudian, dibutuhkanlah waktu yang tepat untuk mengonsumsi antibiotik tersebut.
Disamping itu, kepatuhan dalam konsumsi antibiotik ini pun dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi atau kondisi dimana bakteri yang diinginkan dibasmi dalam tubuh menjadi kebal.
Kemudian, untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan antibiotik baru dengan tingkatan yang lebih canggih, dimana hal ini kemudian berarti proses kesembuhan otomatis menjadi lebih lama dari sebelumnya.
“Gunakanlah antibiotik secara tepat guna: tepat indikasi atau sesuai diagnosis dokter, kemudian tepat dosis dan tepat durasi atau sesuai waktu pemberian. Itu semua harus patuh,” pesan Citra.