TRIBUNNEWS.COM - Kanker hati adalah salah satu penyakit yang tergolong parah, bahkan dapat menyebabkan kematian. Data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020 menyebutkan, di Indonesia kanker hati merupakan salah satu dari empat penyebab kematian akibat kanker.
Kebiasaaan mengonsumsi minuman beralkohol pun sering digadang menjadi penyebab utama penyakit ini. Padahal dari banyaknya kasus, kanker hati ternyata juga bisa disebabkan oleh faktor lain, salah satunya adalah akumulasi penumpukan lemak hati, yang berhubungan erat dengan obesitas dan diabetes. Hal ini jugalah yang membuat penyakit ini seringkali terlambat didiagnosis.
Jika dilihat dari jenisnya, kanker sendiri terdiri dari dua jenis, yakni kanker hati primer yang terjadi akibat sel-sel hati normal yang berubah menjadi sel-sel abnormal, dan kanker hati metastasis yang merupakan kanker hati yang berasal dari penyebaran kanker dari organ lain, seperti usus besar, paru-paru, atau payudara.
Tak hanya itu, mayoritas penderita kanker hati primer di dunia memiliki penyakit hati kronis, seperti sirosis hati, yaitu terbentuknya jaringan parut di hati akibat penyakit kronis.
“Sirosis hati tidak hanya disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih, pada banyak kasus yang ditemukan sirosis disebabkan oleh penyakit hati yang tidak berhubungan dengan alkohol atau disebut Nonalcoholic Steatohepatitis (NASH), yaitu terjadinya penumpukan lemak di hati, yang berhubungan dengan obesitas, sindrom metabolik dan diabetes,” ucap dr. Hendra Nurjadin, SpPD, KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi di Mayapada Hospital Tangerang.
Hendra menambahkan, infeksi hepatitis B dan C yang cukup banyak terjadi di Indonesia juga menjadi salah satu penyebab sirosis hati, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati.
“Infeksi hepatitis B dan C yang banyak terjadi di Indonesia juga merupakan penyebab banyaknya sirosis hati yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kasus kanker hati, di mana sebenarnya hepatitis B ini dapat dicegah dengan vaksinasi, dan hepatitis C dapat dengan mudah diobati, cukup hanya 3 bulan saja dengan obat-obatan antivirus yang baru,” jelasnya lagi.
Pentingnya deteksi dini kanker hati
Sama seperti kasus kanker lainnya, diagnosis dini merupakan kunci agar penanganan kanker hati dapat berjalan sukses. Itu karena semakin kecil ukuran tumor dan semakin rendah stadium kanker serta fungsi hati dan kondisi kesehatan yang baik, maka tindakan operasi dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit kanker hati.
Namun miris, kenyataannya banyak pasien datang terlambat berobat kanker hati, karena selain tidak melakukan medical check-up secara berkala, pasien juga awalnya menduga bahwa sakit yang mereka rasakan hanyalah penyakit maag semata, dan hanya menjalani pengobatan maag saja.
Prof. Dr. Abdul Aziz Rani, SpPD-KGEH selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menyayangkan pasien yang abai terhadap gejala-gejala awal kanker hati.
“Setelah penyakit menjadi berat dan keluhan menjadi semakin nyata, seperti nyeri pada perut, perut membesar, mudah memar dan perdarahan, kulit dan mata menguning, serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, barulah pasien datang, padahal pasien datang dalam kondisi sudah stadium lanjut,” ujar Prof. Dr. Abdul Aziz Rani, SpPD-KGEH.
Untuk mencegah, deteksi dini pun bisa dilakukan masyarakat. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi, Mayapada Hospital Kuningan, dr. Kaka Renaldi, SpPD, KGEH, menjelaskan beberapa hal tersebut.
“Deteksi dini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan hepatitis, pemeriksaan rutin USG hati, serta pemeriksaan darah fungsi hati termasuk penanda tumor AFP (Alfa Feto Protein). Dan bagi seseorang yang sudah menderita hepatitis B dan C, serta memiliki fungsi hati yang abnormal, penting menjalani pemantauan rutin minimal enam bulan sekali,” kata dr. Kaka Renaldi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan deteksi sedini mungkin untuk menghindari risiko penyakit menjadi serius. Jangan tunda melakukan tindakan apabila ada gejala yang dirasakan. Bila Anda memiliki pertanyaan, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter melalui klik link berikut: https://mayapadahospital.com/askdoctor dan dapatkan voucher diskon pemeriksaan medical check-up.
Penanganan penyakit kanker hati
Jika berbicara soal penanganan, pada setiap orang, kanker yang mereka idap bisa berbeda jenis, termasuk juga ketika mereka mengidap kanker hati. Maka itu, ada terapi yang sukses bagi satu orang, namun jika diterapkan pada orang lainm terapi tersebut belum tentu membuahkan hasil.
Untuk itu, penanganan kanker hati dapat dibuat sesuai kebutuhan indvidu atau yang sering disebut dengan tailored cancer treatment.
Di sinilah pentingnya peran tumor board. Dalam penanganan kanker, tumor board Mayapada Hospital melakukan pertemuan rutin untuk membuat rencana perawatan yang terbaik dan ideal untuk setiap pasien sebagai sebuah tim.
Tim tersebut bukan cuma terdiri dokter bedah digestif saja, spesialisasi lain pun juga ikut terlibat. Misalnya saja dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi, patologi anatomi, radiologi, radiasi onkologi, anestesi, serta spesialisasi lain. Anggota tim akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tiap pasien.
“Dalam memberikan rekomendasi tatalaksana pada pasien yang sudah didiskusikan dalam tumor board, kepada pasien diterangkan juga pertimbangan tatalaksananya tersebut berdasarkan tinjauan beberapa guidelines yang sudah ada, salah satu di antaranya adalah BCLC-Barcelona Clinic Liver Cancer strategy,” ucap dr. Rofi Yuldi Saunar, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
Ia juga menjelaskan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangan untuk menentukan apakah suatu kanker hati memenuhi syarat untuk operasi reseksi hati, seperti beban tumor juga fungsi hati, luasnya jaringan hati yang dipotong dan volume sisa hati yang diharapkan di masa depan, lalu ada atau tidaknya hipertensi portal dan komorbiditas dari pasien kanker hati.
Sementara untuk pasien yang tidak dapat dilakukan reseksi atau pengangkatan tumor, terdapat pilihan lainnya.
“Pilihan lainnya jika tidak dapat dilakukan pengangkatan tumor adalah transplantasi hati, terapi ablasi, terapi embolisasi serta sistemik. Sementara itu, pada pasien stadium terminal, perawatan yang diberikan adalah best supportive care, yaitu perawatan suportif untuk mendukung kesehatan pasien yang terdiri dari perawatan paliatif yang tepat tanpa terapi antikanker lainnya,” lanjut dr. Agung Sumastoro, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif Mayapada Hospital Kuningan.
Cara tepat kurangi risiko kanker hati
Setelah membahas faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker hati dan gejala-gejala awal yang membuat Anda harus melakukan deteksi dini, tentunya Anda juga harus mengurangi risiko mengidap penyakit tersebut sejak usia dini.
Menurut dr. Dion Ade Putra, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif Mayapada Hospital Tangerang, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker hati.
Hal tersebut di antaranya dengan menjaga berat badan yang sehat dan ideal, vaksinasi terhadap hepatitis B, lakukan tes hepatitis C, jangan merokok, atau berhenti jika kamu perokok, serta hindari minum alkohol terlalu banyak.
Tak hanya itu, untuk deteksi dini terhadap gejala-gejala awal kanker hati, Gastrohepatologi Center Mayapada Hospital bisa menjadi pilihan Anda.
Gastrohepatologi Center adalah layanan komprehensif bagi pasien dewasa dan anak-anak untuk penyakit gangguan pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar, serta termasuk kasus yang melibatkan gangguan pankreas, hati dan kantung empedu.
Gastrohepatologi Center pun memiliki layanan yang beragam, mulai dari deteksi dini, diagnosis, dan tindakan pembedahan yang didukung dengan peralatan terkini, serta fasilitas penunjang yang lengkap.
Terdapat juga tim dokter subspesialis yang ahli dan kompeten di bidangnya, seperti Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif, Dokter Spesialis Anak Konsulltan Gastrohepatologi, serta Dokter Spesialis Bedah Anak.
Ayo jalani hidup sehat dan jangan lupa rutin lakukan medical check-up secara berkala untuk terhindar dari penyakit kanker hati, yah!