News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Punya Banyak Khasiat, Jamu Terus Didorong Masuk Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jamu.Punya Banyak Khasiat, Jamu Terus Didorong Masuk Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dikenal sebagai negara yang kaya keanekaragaman hayati (biodiversitas), Indonesia tentu memiliki kekayaan alam yang melimpah.

Bahkan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) inilah yang turut dimanfaatkan dalam berbagai sektor termasuk kesehatan.

Dalam industri kesehatan, keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia turut digunakan pula untuk pengobatan tradisional seperti jamu.

Tanaman obat seperti kunyit, temulawak, jahe, lengkuas, kencur dan tanaman lainnya ternyata dapat diolah menjadi minuman yang diklaim memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.

Baca juga: Menko PMK Dukung Reog Diusulkan ke UNESCO: Malaysia Rencananya Mau Ajukan Juga

Baca juga: Saat KSAD Jenderal Dudung Suguhkan Jamu Tradisional untuk Panglima Tentera Darat Diraja Malaysia

Masyarakat Indonesia memang sejak lama mengenal jenis minuman kesehatan tradisional ini.

Menariknya, saat ini jamu tidak hanya dikenal sebagai minuman kesehatan saja, namun juga warisan budaya Indonesia.

Hal itu karena minuman herbal ini telah digunakan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan diklaim dapat memberikan manfaat untuk menjaga kebugaran, kesehatan hingga penyembuhan penyakit.

Nah, jamu kini juga diajukan sebagai warisan budaya Indonesia ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau UNESCO.

Upaya pengajuan jamu ke UNESCO ini sebenarnya telah digagas sejak 2013 lalu, namun saat ini dianggap sebagai momentum yang tepat untuk menominasikan jamu sebagai warisan budaya bangsa Indonesia ke lembaga yang berads di bawah naungan PBB itu.

Terlebih jamu dianggap telah membantu menjaga kebugaran masyarakat di tengah kondisi dunia yang terpuruk akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Ilustrasi jamu (Istimewa)

Terkait hal ini, tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu bersama Gabungan Pengusaha (GP) Jamu yang didukung oleh ilmuwan dan budayawan seperti Dr. BRA. Mooryati Soedibyo, Jaya Suprana dan lainnya pun secara resmi telah menyerahkan beberapa dokumen pengajuan nominasi ke UNESCO.

Wakil Sekretaris Jendral 4 GP Jamu sekaligus Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat, Kusuma Ida Anjani mengatakan bahwa dokumen persyaratan pengajuan nominasi ke UNESCO telah diserahkan secara resmi melalui Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Maret lalu.

"Besar harapan bangsa Indonesia, agar niat luhur ini mendapat support dari seluruh masyarakat Indonesia dan juga restu dari pemerintah, sehingga akhirnya jamu tercatat dan mendapat pengakuan sebagai warisan budaya Indonesia di UNESCO," kata Kusuma, dalam keterangan resminya, Rabu (6/4/2022) lalu.

Sementara itu salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Putri Kus Wisnu Wardhani menyebut bahwa jamu merupakan produk dari perjalanan sejarah peradaban masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan nusantara sejak ribuan tahun lalu.

"Sebagai warisan leluhur yang berakar dari budaya asli Indonesia, maka jamu Indonesia perlu diprioritaskan untuk memperoleh pengakuan dari UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia," kata Putri dalam video yang tayang di kanal YouTube.

Menurutnya, minuman yang berasal dari tanaman herbal ini juga telah memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat secara global di masa pandemi ini.

Sehingga penting untuk mendorong agar jamu bisa memperoleh pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

"Indonesia tentu akan bangga, jika jamu mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Apalagi jamu telah banyak memberikan manfaat kesehatan untuk dunia, khususnya pada masa pandemi, sehingga sudah layak dan tepat jika jamu dinominasikan ke UNESCO tahun ini," pungkas Putri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini