Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Setidaknya ada 163 kasus hepatitis akut yang tidak dapat diketahui penyebabnya ditemukan di Inggris dan diidentifikasi pada remaja di bawah 16 tahun sejak awal tahun ini.
Termasuk diantaranya 11 kasus yang memerlukan transplantasi hati.
Pernyataan ini disampaikan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) yang menyebut bahwa hipotesis utama mereka tetap terfokus pada adenovirus.
Baca juga: Kanada Selidiki Hubungan Hepatitis Akut di Wilayahnya dengan Negara Lainnya
Baca juga: Dinas Kesehatan Kota Bekasi Minta Warga Tak Panik, Soal Dugaan Seorang Anak Terkena Hepatitis Akut
"Namun, kami terus menyelidiki peran potensial SARS-CoV-2 dan berupaya mengesampingkan komponen toksikologi apapun," kata UKHSA dalam catatan singkat yang dirilis pada Jumat lalu.
Dikutip dari laman CBC News, Rabu (11/5/2022), adenovirus mengacu pada keluarga virus umum yang biasanya menyebabkan penyakit ringan seperti pilek atau flu.
"Ini adalah patogen yang paling sering terdeteksi dan ditemukan pada lebih dari 70 persen kasus di Inggris, terutama terdeteksi dalam darah," jelas UKHSA.
Sementara itu, SARS-CoV-2 yang menyebabkan virus corona (Covid-19) terdeteksi pada 18 persen kasus di negara itu.
Tes serologis yang merupakan metode untuk menentukan apakah seseorang memiliki antibodi dari infeksi sebelumnya pun kini sedang dilakukan.
"(Kami juga menyelidiki) berbagai patogen lain yang mungkin telah terdeteksi dalam proporsi kasus yang rendah dan signifikansinya tidak pasti," papar UKHSA.
Saat ini UKHSA sedang fokus menyelidiki seberapa besar kemungkinan infeksi adenovirus normal berada di balik kasus hepatitis akut yang dialami kelompok anak-anak.
Spesialis Penyakit Menular yang berbasis di Ontario, Dr. Zain Chagla pun menyampaikan pandanganya tentang penyelidikan global terhadap wabah misterius ini.
"Tentu saja kita telah melihat adenovirus menyebabkan hepatitis pada populasi yang mengalami gangguan sistem kekebalan. Kendati demikian, mengapa baru muncul saat ini? dan mengapa dalam konteks negara tertentu, dan bukan yang lain? Konteks kerangka waktu tertentu, namun tidak yang lain?. Apakah ada kofaktor racun atau genetika, atau infeksi lain seperti Covid-19 yang mungkin terlibat dalam semua ini?," kata Dr. Chagla.