Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengimbau para orang tua untuk mewaspadai munculnya gejala hepatitis akut pada anak mereka.
Hal itu karena wabah yang belum dapat diketahui penyebabnya ini terus berlanjut di seluruh negara bagian AS.
Lembaga tersebut mengeluarkan peringatan kesehatan itu pada Selasa lalu, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para orang tua terkait gejala yang muncul.
Baca juga: Kata CDC AS Soal Kemunculan Wabah Hepatitis Akut pada Anak-anak
Baca juga: Persamaan Covid-19 dan Hepatitis Akut, Berawal dari Penyakit yang Belum Diketahui Penyebabnya
"Mendengar tentang penyakit hati yang parah (akut) pada anak-anak tentu saja mengkhawatirkan. Jika anda memiliki pertanyaan tentang kesehatan anak anda, hubungi penyedia layanan kesehatan anak," kata CDC AS, dalam peringatan kesehatan terbarunya.
Dikutip dari laman Good Morning America, Kamis (12/5/2022), para orang tua diharapkan lebih peka dalam menyadari gejala yang terkait dengan peradangan hati, termasuk diantaranya demam, kelelahan, mual, dan penyakit kuning dengan menguningnya kulit dan mata.
Perlu diketahui, hepatitis merupakan kondisi terjadinya peradangan hati dan ini dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol berlebihan, racun, beberapa obat dan kondisi medis.
"Namun sering pula (hepatitis) disebabkan oleh virus," jelas CDC AS.
Berikut adalah 5 hal yang perlu diketahui tentang peringatan CDC AS tentang hepatitis akut pada anak-anak:
1. Wabah hepatitis terbaru pada anak-anak bersifat global.
Pada April lalu, para peneliti di AS dan Eropa mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki sekelompok kecil kasus hepatitis akut yang muncul di seluruh dunia.
Hingga pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 340 kemungkinan kasus hepatitis akut pada anak-anak telah dilaporkan di 20 negara.
"Di AS, setidaknya ada 109 kasus yang dikonfirmasi dengan 5 kematian pada lebih dari 25 negara bagian, begitu pula Puerto Rico," papar CDC AS.
2. Penyebab wabah masih belum diketahui.
Menurut CDC AS, penyebab kasus hepatitis akut yang dilaporkan terjadi pada anak-anak di AS masih belum diketahui.
"Kami tidak tahu dan sedang menyelidiki peran apa yang dimainkan faktor lain dalam penyakit ini, seperti paparan racun atau infeksi lain yang mungkin dimiliki anak-anak," tutur CDC AS.
Penyakit ini juga disebut 'tidak biasa' untuk anak-anak dan penyebab kasus hepatitis akut pada kelompok anak ini hingga kini masih belum diketahui.
Beberapa anak yang menderita hepatitis akut juga memiliki adenovirus tipe 41 yang merupakan jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit perut parah pada anak-anak.
Adenovirus adalah berbagai jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga bronkitis akut, pneumonia, mata merah dan gastroenteritis akut, atau radang perut.
3. Vaksin hepatitis tidak melindungi diri terhadap wabah terbaru ini.
Virus hepatitis adalah penyebab paling umum dari penyakit hepatitis di dunia, termasuk hepatitis A, B dan C.
Namun telah dikesampingkan dalam wabah terbaru.
Menurut Kepala Koresponden Medis ABC News, Dr. Jennifer Ashton, jenis hepatitis yang terlihat dalam vaksin tidak termasuk dalam vaksin hepatitis yang diterima oleh anak-anak.
"Kasus hepatitis ini tidak ada yang (tercakup oleh vaksin), jadi ini benar-benar membingungkan para ahli kesehatan masyarakat pada saat ini," kata Ashton pada Rabu kemarin.
4. Wabah hepatitis tampaknya tidak terkait dengan virus corona (Covid-19).
Pejabat kesehatan tidak percaya bahwa wabah yang menyerang anak-anak ini terkait dengan virus corona baru atau vaksin Covid-19.
"Saya baru saja berbicara dengan Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky, pagi ini. Ia ingin saya menekankan bahwa sebagian besar kasus ini terjadi pada anak-anak berusia 2 hingga 5 tahun. Anak-anak ini, seperti yang kita semua tahu, tidak memenuhi syarat untuk vaksin Covid-19, jadi ini tidak ada hubungannya dengan vaksin," jelas Ashton.
5. Orang tua harus menghubungi dokter anak jika muncul gejala
CDC AS telah meminta para orang tua untuk mewaspadai gejala pada anak-anak mereka, termasuk demam dan kelelahan, mual dan muntah, sakit perut, nyeri sendi, penyakit kuning yang ditandai menguningnya bagian putih mata atau kulit, serta perubahan dalam warna urine dan feses.
"Jika salah satu dari gejala tersebut muncul, orang tua harus menghubungi dokter anak mereka secepat mungkin," tegas CDC AS.
Lembaga tersebut juga menekankan bahwa para orang tua harus memastikan anak mereka mendapatkan informasi terbaru tentang semua vaksinasi serta disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti sering mencuci tangan, menghindari orang yang sakit, menutupi hidung dan mulut ketika batuk dan bersin, serta menghindari menyentuh mata, hidung maupun mulut.