Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) kini berusaha mengatasi krisis pasokan susu formula untuk bayi.

Penarikan produk susu formula yang dilakukan oleh Abbott sebagai pemasok susu formula terkemuka di AS, telah mendorong krisis susu formula di AS dan memaksa banyak pengecer terkemuka membatasi pembelian ke konsumen.

Pada Februari lalu, perusahaan ini menarik beberapa produk susu formula bayi termasuk produk Similac yang dibuat di pabrik Michigan, setelah adanya keluhan mengenai infeksi bakteri pada bayi yang mengonsumsi produk tersebut.

Komisaris Food & Drug Administration AS (FDA) Robert Califf mengatakan, FDA dan beberapa produsen susu formula sedang berusaha meningkatkan kerja sama untuk memenuhi permintaan konsumen.

“Kami melakukan segala daya kami untuk memastikan ada produk yang memadai tersedia di mana dan kapan mereka membutuhkannya,” kata Robert Califf dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Lupus, Ada Ikan hingga Produk Susu

Menurut kepala eksekutif perusahaan data Datasembly, Ben Reich mengungkapkan pada bulan lalu sekitar 40 persen produk susu formula telah kosong di seluruh wilayah AS. Reich menambahkan, hambatan rantai pasokan, penarikan produk dan inflasi telah memperparah krisis susu formula.

Abbott Laboratories Rabu (11/5/2022) kemarin menyatakan, dalam dua minggu mereka akan memulai kembali produksi susu formula bayi di pabriknya yang bermasalah di Michigan, Amerika Serikat.

Kabar mengenai dimulainya kembali produksi Abbott di pabrik Michigan, datang setelah perusahaan ritel Amerika Serikat termasuk Target Corp, CVS Health Corp dan Walgreens Boots Alliance membatasi pembelian susu formula karena adanya kekurangan pasokan.

Setelah mendapat lampu hijau dari Food & Drug Administration AS (FDA), Abbott akan memulai kembali produksi EleCare, Alimentum dan kemudian baru diikuti produksi Similac dan merek lainnya.

Setelah produksi ini dilanjutkan, dibutuhkan waktu sekitar enam hingga delapan minggu agar produk dapat tersedia kembali di rak-rak supermarket maupun toko di AS.