Sedangkan Hepatitis B muncul sepanjang tahun dan Hepatitis D biasanya berasal dari orang tua atau dari transfusi darah.
"Tahun lalu, setelah gelombang varian Delta, kami melihat kasus-kasus ini dari seluruh negara bagian, memecahkan rekor sejarah," tegas Rawat.
Terlepas dari virus penyebab yang biasa memicu munculnya hepatitis, Rawat dan rekan-rekannya menyelidiki berbagai kemungkinan hepatitis yang terjadi karena virus Epstein Barr, gangguan auto-imun, dan virus cacar air (varicella).
Namun ia mencatat, beberapa anak tampaknya dites positif saat diberikan 'tes yang tidak relevan' seperti demam berdarah atau varicella zoster.
Mereka menduga bahwa hepatitis kemungkinan muncul karena sistem kekebalan tubuh berperilaku tidak normal.
"Apa yang umum pada semua anak adalah tingkat antibodi Covid yang sangat tinggi," jelas Rawat dan rekan-rekannya yang telah melaporkan temuan mereka pekan lalu di repositori pra-cetak, Biorxiv, dan menunggu publikasi dalam jurnal peer-review.
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia WHO) mengatakan pada pekan lalu bahwa 348 kemungkinan kasus 'hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya' telah diidentifikasi, dan tersangka utamanya adalah adenovirus bersamaan dengan infeksi Covid-19.
Hampir 20 negara telah melaporkan kasus tersebut, meskipun hanya enam negara yang melaporkan temuan lebih dari 5 kasus.
Inggris pun berada di puncak daftar negara dengan hampir 160 kasus yang dikonfirmasi.
Sementara itu, Pusat Penyakit dan Pengendalian (CDC) Amerika Serikat (AS) merilis peringatan kesehatan nasional tentang peningkatan kasus hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya pada anak-anak.
Hal ini tentu saja meningkatkan kekhawatiran bahwa penyakit itu mungkin disebabkan oleh infeksi Covid-19.
Meskipun penyebab hepatitis hingga kini masih menjadi misteri, Rawat menekankan bahwa angka yang dilaporkan sejauh ini hanya terkait kasus pada anak-anak yang mengalami gejala parah.
Kemungkinan masih banyak kasus dengan kerusakan hati yang kurang parah, belum ditemukan.
Lonjakan infeksi hepatitis terjadi satu atau dua bulan setelah puncak Covid-19 di India.