Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembelajaran tatap muka sudah dimulai. Di sisi lain, orangtua khawatir anak-anak mereka tertular Hepatitis akut.
Tentunya kita tidak ingin situasi menghalangi anak untuk kembali ke sekolah. Pasalnya, anak-anak sudah cukup lama tidak bersekolah dalam kondisi normal.
Ini membuat efek psikologis dan sosialisasi anak tidak berkembang secara bagus.
Oleh karenanya langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Hepatitis akut selama proses pembelajaran.
Pertama, hal yang perlu disampaikan adalah masyarakat pertama perlu berhati-hati dan tidak panik.
Namun, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Lies Dina Liastuti menyampaikan harus berhati-hati sekali.
Baca juga: Kemenkes Yakin Indonesia Belum Terlambat Hadapi Penyakit Hepatitis Akut Misterius
"Karena begitu terkena, kerusakan akan cepat terjadi. Saat ini kita ketahui gejala hepatitis akut hampir sama dengan penyakit lain. Lemas, tidak nafsu makan, sakit perut, diare, harus hati hati sekali," paparnya pada diskusi virtual, Senin (23/5/2022).
Maka cepat lakukan pemeriksaan kepada dokter. Kalau perlu lakukan pemeriksaan darah ke laboratorium. Namun dr Lies Dina Astuti mengingatkan jika ada juga anak-anak yang memiliki gejala serupa namun penyakit lain.
Orangtua perlu memerhatikan mengenai aktivitas anak beberapa hari terakhir. Apakah pernah makanan dimakan beramai-ramai dengan temannya?
Lalu perlu diperhatikan pula oleh orangtua, guru dan lingkungan. Bagaimana pola makan dan cara makan anak-anak. Begitu pula bagaimana mereka mencuci tangan.
"Kita sebetulnya belum 100 persen keluar dari pandemi. Belum keluar dari pencabutan pandemi. Oleh karena itu prokes harus jalan," kata dr Lies Dina Astuti menambahkan.
Penularan Hepatitis akut belum diketahui apakah menular 100 persen hanya dari makanan saja. Beberapa riset menyatakan adanya hipotesis.
Baca juga: Ini Langkah Kemendikbud Cegah Penularan Hepatitis Akut Selama PTM
Selain itu ajarkan anak mencuci tangan secara rutin. Makanan harus dimasak secara matang. Jangan makan sesuatu yang tidak jelas pengolahannya.
Harus merasa yakin apa yang diberikan pada anak adalah aman. Ingatkan untuk jangan makan menggunakan pakai alat dari teman. Bekali anak terkait upaya pencegahan.
"Saya rasa dari Kemendikbud bisa membuat flyer, di sekolah. Lalu mengingatkan anak anak cuci tangan, jangan jajan sembarangan. Harus juga tahu kebiasaan sekolah membiasakan cuci tangan dengan sabun," paparnya lagi.
Di sisi lain guru juga harus mengawasi anak-anak untuk selalu berlaku bersih. Bukan hanya untuk mencegah Hepatitis akut. Kebiasaan ini bagus diterapkan agar anak-anak Indonesia memiliki budaya kebersihan.
"Ini investasi mereka sampai tahu menjaga kebersihan mereka," tutupnya.