Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beredar kabar jika mengonsumsi makanan yang dibakar dapat memicu terjadinya kanker usus. Benarkah demikian?
Menurut dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia, beberapa penelitian mengatakan jika hal itu benar. Secara umum tidak hanya kanker usus saja, tapi juga memicu kanker lainnya.
Oleh karenanya ada beberapa tips yang bisa dilakukan sebagai bentuk pencegahan.
Pertama, lakukan marinasi atau perendaman bumbu atau daging sebelum di masak.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan makanan yang dibakar gosong dan ada zat yang berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker.
Kedua, kalau bisa lemak pada daging dibuang saja. Kalau ingin sate ayam atau sate kambing misalnya, disarankan untuk jangan pakai lemak.
Baca juga: Kulineran di Rest Area KM 72 A, Ada Sate Maranggi hingga Es Krim Singapore
"Karena kalau lemak dibakar, minyak yang netes ke bawah menimbulkan asap dan mengasapi daging. Itu membawa zat kimia yang meningkatkan penyebab risiko kankernya," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, Kamis (26/5/2022).
Ketiga, hindari kebiasaan membalikkan daging yang besar kadang menggunakan garpu.
Namun gunakan penjepit. Biasanya membalikkan daging dengan garpu ditusuk terlebih dahulu, sehingga keluar juice dagingnya.
Kalau terkena arang, dapat menimbulkan zat kimia yang mengasapi daging. Gunakan penjepit dan dibalik secara pelan-pelan.
Lalu keempat, jangan letakkan daging terlalu besar dengan arang atau api. Jadi semakin sering terkena jilatan api. Semakin tinggi zat kimia pemicu kanker.
"Kalau bisa diletakkan sejauh mungkin dari api secara langsung. Atau tips lainnya, daging masukan ke microwave biar kena api tidak terlalu lama," kata dr Santi lagi.
Selain itu kalau bisa daging jangan terkena api dengan temperatur yang tinggi. Semakin tinggi temperaturnya, maka semakin banyak zat kimia pemicu kanker. Dan ini berlaku untuk makanan yang digoreng.
"Jadi kalau bakar bisa kena kanker. Gorengan juga sama. Kalau mau menggoreng usahakan suhu jangan terlalu tinggi. Terus jangan lama-lama," tutupnya.