Untuk mencegah bahaya campak, rubella, difteri, dan polio inilah pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
Tujuannya memberikan imunisasi tambahan campak rubela sebanyak satu dosis tanpa memandang status imunisasi campak rubela sebelumnya.
Lalu pada program BIAN juga digelar imunisasi kejar untuk melengkapi status imunisasi polio tetes, polio suntik, dan difteri balita selain campak rubela di seluruh provinsi.
“Vaksin yang digunakan dalam program BIAN adalah vaksin yang sudah lama digunakan dalam
program imunisasi di Indonesia dan beberapa negara lain sejak lama, dan terbukti aman serta
bermanfaat mencegah sakit berat, cacat dan kematian akibat penyakit menular. Maka supaya
kadar antibodi tetap tinggi, bertahan lama, dan tidak cepat habis, beberapa imunisasi harus
diulang beberapa kali,” ujar Prof Soedjatmiko.
Baca juga: Cegah KLB Campak hingga Diare, Kemenkes Ingatkan Pemda Kejar Target Imunisasi Dasar pada Anak-anak
Prof Soedjatmiko menyarankan bahwa orang tua sebaiknya mengingat dan menyimpan kartu
catatan imunisasi rutin anak-anak mereka agar perlindungan yang diberikan melalui imunisasi
lengkap.
Namun apabila keluarga ragu, dianggap imunisasi belum lengkap, dan bisa segera melengkapi imunisasi anak-anak mereka.
Pengulangan maupun penambahan dosis imunisasi anak-anak tidak berbahaya, justru antibodi yang dihasilkan akan menjadi lebih tinggi dan lebih lama.
“Apabila kita menyebarkan informasi yang benar terkait besarnya risiko akibat penyakit-penyakit
tersebut, dan manfaat imunisasi untuk mencegahnya, maka kita berharap semua orangtua
melengkapi imunisasi balitanya. Apabila imuniasi kurang lengkap, maka KLB penyakit menular
akan terus terjadi di Indonesia. Hal yang perlu dilakukan saat ini adalah dengan menyentuh hati
nurani orangtua. Orangtua yang benar-benar sayang anak, tentu akan berusaha melindungi
anaknya dari penyakit menular dengan melengkapi imunisasinya,” kata Prof Soedjatmiko.