Memasuki usia pra dan dewasa, ada kalsium dalam susu yang dibutuhkan orang dewasa untuk mencegah osteoporosis.
Selain itu, susu juga mendukung daya tahan tubuh yang sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah terjadinya infeksi.
Baca juga: Manfaat Putih Telur yang Kaya akan Protein, Perhatikan Efek Sampingnya!
“Jadi dari bayi lahir usia dini, dewasa, hingga lansia, pasti semua butuh susu karena kebutuhan gizi lengkap ada dalam susu, bisa difortifikasi,” ujar Prof Fika.
Hal senada diungkapkan oleh dokter Anak dari RS Mayapada, Jakarta, dr. Kurniawan Satria Denta M.Sc. SpA, protein menjadi salah satu makronutrien yang tidak bisa absen dari makanan sehari-hari.
Protein termasuk dalam 4 komponen penting zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan ditambah mikronutrien vitamin dan mineral.
"Jadi protein harus selalu ada di makanan utama," tambah dia.
MPASI tidak bisa menu tunggal, misalnya hanya diberikan sayur atau buah saja. Tetap harus menu lengkap dengan tekstur yang disesuaikan usia anak.
Oleh karena itu, ada makanan pendamping ASI yang sudah difortifikasi dengan kandungan gizi lebih lengkap.
Baca juga: Tips Puasa Sehat untuk Ibu Hamil, Perbanyak Protein, Hindari Kafein
Jika dibandingkan anak yang mengonsumsi susu dan protein hewani, dengan anak yang tidak mengonsumsi susu dan protein hewani lainnya, risiko terkena stunting memang cukup besar bagi yang tidak atau kekurangan protein hewani dan susu.
Sesuai rekomendasi WHO maupun IDAI, dr Denta mengingatkan, usia 6 bulan pertama anak hanya harus mendapatkan ASI tanpa makanan tambahan lainnya.
Memasuki setelah usia 6 bulan adalah waktu yang tepat untuk kemudian mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) seperti memperkenalkan protein hewani maupun nabati.
Namun harus diingat bahwa prinsip pemberian MPASI adalah makanan dengan gizi lengkap dan seimbang.
Jadi harus mengandung semua jenis zat gizi dari juga karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral.
Ada sejumlah efek buruk ketika tubuh kekurangan asupan protein hewani, di antaranya tubuh akan kekurangan hormon pertumbuhan, gangguan regenerasi sel, sel tidak tumbuh dengan baik, belum lagi sistem kekebalan tubuh terganggu, jadi sering sakit, massa otot tidak bertambah.
"Itulah sebabnya susah berkembang atau bertumbuh kalau kekurangan protein hewani. Pada akhirnya berujung stunting dan terburuknya adalah gangguan kognitif," ungkap Prof Fika.